JAKARTA, KOMPAS.com — Persoalan ketersediaan kedelai masih menjadi tugas berat pemerintah saat ini.
Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, sepanjang 2016, pasokan kedelai mengalami defisit hingga 42 persen.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Agung Hendriadi menjelaskan, berdasarkan prognosis Kementerian Pertanian, ketersediaan kedelai pada 2016 diperkiraan sebesar 1,5 juta ton.
"Sementara itu, kebutuhannya sebesar 2,59 juta ton. Jadi, untuk kedelai, kita masih minus 42 persen sampai akhir tahun dari total kebutuhan. Ini sangat tinggi kurangnya, lebih dari satu juta ton. Kami akui memang belum bisa," ujar Agung di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (23/8/2016).
Untuk mengatasi defisit tersebut, pemerintah akan mengizinkan impor kedelai dari Amerika Serikat (AS) dan Argentina.
"Namun, saya belum tahu secara pasti berapa besaran impor kedelai yang akan dibuka," tambah Agung.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.