Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Investasi di Migas Sudah Mahal, Ngapain Dipajakin?

Kompas.com - 25/08/2016, 09:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis

Kompas TV Proyek Migas Masela Mundur ke 2020

NUSA DUA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, investasi bidang minyak dan gas (migas) sudah mahal sehingga tidak perlu lagi diharuskan membayar pajak.

Pekan depan, draf revisi Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2016 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Migas, segera akan dikirim ke Sekretariat Negara (Setneg).

Menurut Luhut, urgensi dari perubahan beleid tersebut adalah untuk mempermudah investasi di sektor minyak dan gas bumi (migas). Luhut menambahkan, dengan perubahan aturan itu, risiko-risiko yang ditanggung investor menjadi berkurang.

"Misal untuk laut dalam itu kan risiko tinggi. Untuk satu sumur kalau dry hole, bisa sampai 100 juta dollar AS. Nah itu ngapain dipajakin, diberikan kesulitan-kesulitan?" kata Luhut di Nusa Dua, Bali, Rabu malam (24/8/2016).

Lebih jauh Luhut mencontohkan, proyek laut dalam atau Indonesia Development Deepwater (IDD) salah satunya milik Chevron di Selat Makassar terkendala lantaran peraturan di hulu migas yang kurang menarik.

"Sekarang harga migas seperti ini, pemerintah harus beri kemudahan (pada investor). Ngapain mereka investasi di Indonesia kalau itu sulit dilakukan?" imbuh Luhut.

Sayangnya, Luhut belum memaparkan kalkulasi pemerintah berapa kenaikan investasi di sektor migas apabila PP 79/2010 berhasil diubah.

"Ya kami akan hitung. Saya baru beberapa hari di sini. Tetapi saya ingin cepat. Tadi Pak Dirjen Migas sampaikan ada tujuh pending surat mengenai Permen untuk percepat. Saya sudah katakan, setelah legalnya benar, segera saya tandatangan," pungkas Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

Whats New
Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Whats New
PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

Whats New
Wamen BUMN: Emas Bukan Aset 'Sunset'

Wamen BUMN: Emas Bukan Aset "Sunset"

Whats New
Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com