Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Teddy Oetomo

Head of Intermediary PT Schroder Investment Management Indonesia 

Rasio Utang LN, Posisi Perbankan dan Pentingnya Kebijakan Moneter yang Kokoh

Kompas.com - 27/08/2016, 07:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Pentingnya kebijakan fiskal belakangan kerap menjadi berita utama, khususnya dengan adanya upaya pemerintah Indonesia dalam menerapkan tax amnesty dan meningkatkan efektivitas  anggaran, terutama pada pengembangan  sektor infrastruktur publik.

Di saat yang sama, artikel ini berusaha mengingatkan kita akan pentingnya kebijakan moneter.

Lebih dari dua dekade yang lalu, krisis moneter membuat Indonesia bertekuk lutut. Dengan Krisis Keuangan Asia tahun1998 tersebut, kita menjadi sadar untuk memiliki kebijakan moneter yang lebih kokoh.

Perkembangan sejak krisis global 2008 juga menyoroti pentingnya kebijakan moneter.

Mungkin terdapat beragam argumen akan efektivitas stimulus moneter yang dilakukan berbagai negara dalam delapan tahun terakhir ini. Namun kita hanya dapat menerka-nerka kondisi ekonomi dunia seandainya negara-negara tersebut tidak menerapkan stimulus moneter.

Bukan tidak mungkin bahwa saat ini kita dihadapkan dengan  kondisi ekonomi dunia yang lebih buruk seandainya bank sentral negara-negara tersebut tidak menerapkan stimulus moneter. 

Satu hal yang pasti, dalam delapan tahun terakhir, pentingnya kebijakan moneter dalam ekonomi global sangatlah jelas.

Bahkan sebegitu pentingnya hingga setiap peserta pasar keuangan menganalisa setiap huruf dan kata yang dituturkan oleh Janet Yellen dari Fed Amerika Serikat (AS), Mario Draghi dari ECB  (Eropa), Haruhiko Kuroda dari BOJ) ( Jepang), dan gubernur bank sentral lainnya.

Artinya, sekali lagi saya tandaskan, meskipun Indonesia saat ini berpijak pada fondasi moneter yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan sebelum Krisis Keuangan Asia tahun 1998, kebijakan moneter masih sangatlah penting.

Hal kedua yang kami sampaikan, kami tidak pernah setuju terhadap rasio utang yang terlalu tinggi (over leverage). 

Namun, rasio utang Indonesia itu rendah, bahkan merupakan salah satu paling rendah di dunia. 

Menurut kami, rendahnya rasio utang Indonesia ini, mungkin menjadi salah satu penyebab dibalik ketidakmampuan Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Mengapa rasio utang Indonesia rendah? Padahal banyak komentator mengkritik peningkatan utang Indonesia dalam besaran nominal?

Harus diingat bahwa PDB Indonesia telah berkembang secara nominal, sehingga rasio utang kita terbilang terendah di kawasan ini. Rasio hutang tersebut diperoleh dengan membandingkan besaran nominal hutang dengan PDB.

Fakta lain, rasio utang Indonesia hanya sepertiga dari Singapura.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com