Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Properti Menurun, Pefindo Revisi Peringkat Summarecon Agung

Kompas.com - 13/09/2016, 15:34 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Persero) merevisi outlook peringkat PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dari stabil menjadi negatif. Hal ini sebagai akibat penurunan kinerja pasar properti yang berakibat pada penurunan permintaan terhadap produk properti.

"Outlook negatif diberikan untuk mengantisipasi perbaikan kinerja keuangan perusahaan yang lebih lambat dari ekspektasi kami sebagai akibat dari pengakuan pendapatan yang lebih rendah dari pengembangan properti," papar Analis Pefindo Dahlia Kusuma Wardhani dan Anies Setyaningrum dalam keterbukaan informasi, Selasa (13/9/2016).

Dalam keterbukaan disebutkan, realisasi pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi mengakibatkan pelemahan kinerja keuangan perusahaan sejak akhir 2015.

Selain itu, Pefindo juga memberikan peringkat untuk obligasi berkelanjutan I/2013 dan obligasi berkelanjutan II/2015 pada idA+, sedangkan peringkat sukuk ijarah I/2013 dipertahankan pada idA+(sy).

Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya.

Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi.

Tanda Tambah (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata kategori yang bersangkutan. Akhiran (sy) memiliki makna peringkat mempersyaratkan pemenuhan prinsip Syariah.

Peringkat mencerminkan posisi pasar SMRA yang kuat di dalam industri properti, kualitas aset yang baik, dan pendapatan berulang yang cukup.

Namun, peringkat dibatasi oleh struktur permodalan yang moderat dan perlindungan arus kas yang rata-rata, risiko pengembangan proyek baru di area baru, dan karakteristik industri properti yang sensitif terhadap perubahan kondisi makroekonomi.

Peringkat dapat diturunkan jika perbaikan kinerja keuangan perusahaan berada di bawah ekspektasi sebagai akibat dari lemahnya penjualan properti dan lambatnya pekerjaan konstruksi.

Peringkat juga berada dalam tekanan jika penambahan utang melebihi proyeksi yang berakibat pada struktur permodalan yang agresif di beberapa kuartal ke depan dengan rasio Utang/EBITDA berada diatas 4,0 kali.

Outlook dapat direvisi menjadi stabil jika perusahaan dapat memperbaiki struktur permodalan dan proteksi arus kas secara berkelanjutan.

Sekadar informasi, SMRA bergerak di bidang properti yang diklasifikasikan menjadi tiga divisi yakni, pengembangan properti, properti investasi, serta leisure dan hospitality. Proyek properti utama berlokasi di Kelapa Gading, Serpong, Bekasi dan Bandung.

Per 30 Juni 2016, pemegang saham perusahaan terdiri dari PT Semarop Agung (25,43 persen), PT Sinarmegah Jayasentosa (6,60 persen), Harto Djojo Nagaria (0,28 persen), BNYM S/A Stichting Dep APG STR Real Est. Pool-2039924167 (5,61 persen), dan publik (62,08 persen).

Kompas TV Infovesta: Insentif Pajak Menguntungkan Perusahaan Properti

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

Whats New
Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Whats New
Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Whats New
Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com