Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walaupun Harga Jual Tinggi, Pupuk Indonesia Diminati Pasar Asia

Kompas.com - 13/09/2016, 18:27 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga gas industri yang tinggi di Indonesia membuat industri pupuk Indonesia mengalami kendala untuk bersaing di pasar internasional. Sebab harga pupuk juga terkerek naik.

Namun, Indonesia tetap dapat memasarkan pupuknya ke beberapa negara seperti ke Australia dan ke negara-negara di Asia Tenggara.

Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero) Koeshartono, mengatakan, saat ini Indonesia telah mengekspor pupuk sebanyak 800.000 ton hingga Agustus 2016 dengan target 1,5 ton per tahun.

Menurut dia, ketertarikan pasar negara-negara Asia Tenggara dan Australia oleh pupuk indonesia karena faktor geografis.

"Ya karena dekat jarak. Jadi walaupun harganya agak tinggi, kami masih bisa masuk ke pasar mereka. Kami mengambil peluang di situ," ujar Koeshartono, di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (13/9/2016).

Koeshartono memaparkan, jika dibandingkan pada periode semester I 2015 capaian ekspor tahun ini lebih baik. Tingkat ekspor pupuk per Agustus sebanyak 800.000 ton.

"Ini secara total naik dari tahun kemarin. Tahun kemarin itu agak rendah karena ada kerusakan di Bontang, yakni kerusakan alat muatnya di 2015 awal semester I. Padahal tempat ekspor terbesar ini ada di PKT (Pupuk Kalimantan Timur) Bontang," ujarnya.

Tetapi di semester II 2016 ini, perusahaan sedang menahan ekspor karena harga jual sedang turun, yakni 195 dollar AS per ton.

Pada semester II 2016 ini laba PT Pupuk Indonesia diperkirakan sebesar Rp 2,15 triliun atau naik Rp 250 miliar dibandingkan periode yang sama pada 2015 sebesar Rp 1,90 triliun.

Saat ini kapasitas produksi pupuk per tahun 12 juta ton. Sebanyak 10 juta ton difokuskan untuk kebutuhan dalam negeri sedangkan sisanya untuk ekspor. (Baca: Agar Dapat Bersaing, Pupuk Indonesia Minta Harga Gas Industri Diturunkan)

Kompas TV Melihat Pupuk Organik Buatan Ibu-Ibu Kelompok Tani

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com