Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uber Kian Menggurita, Taksi Legendaris London Terancam

Kompas.com - 14/09/2016, 11:35 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN Money

LONDON, KOMPAS.com - Taksi hitam legendaris yang menjadi ikon kota London yang dikenal dengan istilah black cab memperoleh beragam insentif dari walikota London.

Insentif ini diberikan sebagai respon atas persaingan yang makin ketat dengan sarana transportasi berbasis aplikasi, Uber.

Walikota London Sadiq Khan mengumumkan berbagai kebijakan dan penghitungan bisnis bagi black cab, Selasa (13/9/2016) waktu setempat.

Salah satu kebijakan yang diberlakukan adalah black cab diperbolehkan menggunakan badan jalan yang biasanya dilarang dan di beberapa area mereka boleh "ngetem" untuk menunggu penumpang.

Selain itu, pemerintah kota London juga menyisihkan 65 juta poundsterling atau 86 juta dollar AS yang setara sekitar Rp 1,1 triliun untuk membantu black cab bertransformasi menjadi mobil ramah lingkungan.

Setiap taksi memperoleh setidaknya 5.000 poundsterling atau 6.600 dollar AS yang setara sekira Rp 86,4 juta untuk meremajakan kendaraan.

Tidak hanya itu, seluruh black cab wajib menerima pembayaran dengan kartu kredit setidaknya sampai akhir Oktober 2016 guna memudahkan penumpang dalam melakukan pembayaran. Pasalnya, selama ini black cab hanya menerima metode pembayaran tunai.

"Saya ingin melindungi masa depan black cab kita yang ikonik serta memberi pelayanan unik dan bernilai bagi warga London," ujar Khan seperti dikutip dari CNN Money, Rabu (14/9/2016).

Jumlah black cab terus menurun sejak mencapai puncak terakhirnya pada periode 2011-2016.

Sejak moda transportasi berbasis aplikasi menjamur, jumlah black cab terus berkurang hingga kini mencapai persentase satu dari sebelumnya empat.

Dominasi Uber yang terus tumbuh di London telah menyebabkan rangkaian protes yang dilakukan para pengemudi black cab. Namun, moda transportasi berbasis aplikasi di London bukan berarti bisa melenggang.

Pengemudi moda transportasi berbasisi online dalam waktu dekat menjalani ujian mengemudi tingkat mahir untuk memperoleh lisensi. Sebelumnya, ada juga kewajiban bagi para pengemudi untuk menjalani ujian kemahiran bahasa Inggris. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com