Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina: Keuntungan Perusahaan Diraup dari Efisiensi

Kompas.com - 23/09/2016, 20:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina menyatakan laba bersih yang diperoleh perseroan selama semester I 2016 sangat dipengaruhi oleh efisiensi yang telah dilakukan perusahaan.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan selama semester I 2016, Pertamina membukukan efisiensi sebesar 1,21 miliar dollar AS, jauh melampaui target perusahaan pada periode tersebut yang dipatok 838 juta dollar AS. Di sisi lain, laba bersih yang diperoleh Pertamina adalah sebesar 1,83 miliar dollar AS.

“Artinya efisiensi besar-besaran yang kami lakukan di semua lini sangat berkontribusi besar dalam menaikkan laba bersih Pertamina pada semester I 2016,” ungkap Wianda dalam keterangan resminya, Jumat (23/9/2016).

Hal itu diungkapkan Wianda untuk menanggapi pernyataan dari peneliti Indef Enny Sri Hartati yang menyatakan, Pertamina seharusnya tidak berdagang kepada rakyat dengan cara mengambil untung yang besar dari jualan BBM bersubsidi seperti premium dan solar.

(Baca: Pertamina Untung Rp 8,3 Triliun dari Jualan BBM Bersubsidi)

Menurut Wianda, peningkatan kinerja operasi dari hulu ke hilir yang meningkat, juga menjadi faktor penting dalam penciptaan laba bersih.

Produksi hulu naik 16,4 persen, transportasi gas yang naik 1 persen, yield valuable kilang yang terus meningkat dan biaya produksi BBM dari kilang yang semakin efisien menjadikan kinerja finansial Pertamina semakin kuat.

Terkait dengan penjualan BBM, sepanjang semester I 2016 Pertamina menjual total sebanyak 31,6 miliar liter.

Dalam hal ini, Pertamina sukses melakukan berbagai inovasi produk BBM non subsidi yang dapat diterima dengan baik di pasar, seperti Pertalite yang disambut konsumen dengan antusias.

“Sebagai korporasi, dengan kinerja operasi yang baik dan efisiensi yang sudah dilakukan Pertamina  pencapaian laba bersih tersebut adalah wajar dan kami syukuri,” katanya.

Namun demikian, Pertamina juga mewaspadai segala kemungkinan yang dapat terjadi hingga akhir tahun ini, khususnya terkait dengan fluktuasi harga minyak dan pengaruhnya terhadap harga BBM PSO dan penugasan yang diatur oleh pemerintah.

Dia mengatakan Pertamina selama ini mengikuti kebijakan pemerintah dalam penetapan harga BBM PSO dan juga penugasan.

Menurut Wianda, Pertamina mengalami kerugian cukup besar dari penjualan BBM tahun lalu karena fluktuasi harga minyak, di mana perseroan rugi hampir Rp13 trilun karena harga penetapan dibawah formula. "Ini yang kami juga waspadai,” tambah Wianda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com