Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS Siap Kaji Dampak Pencabutan Subsidi Listrik Pelanggan 450 VA dan 900 VA

Kompas.com - 03/10/2016, 13:17 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan akan melakukan kajian awal mengenai dampak pencabutan subsidi listrik pelanggan rumah tangga (R1) dengan daya 450 Volt-Ampere (VA) dan 900 VA.

"Tentu kami akan melakukan kajian kalau listrik naik, berapa pengaruhnya ke inflasi. Hasilnya akan kami sampaikan ke pemerintah," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto, ditemui usai paparan di Jakarta, Senin (3/10/2016).

Namun demikian, BPS belum memulai kajiannya. Sebab, kata Kecuk, biasanya kementerian teknis juga melakukan kajian sebelum memutuskan suatu kebijakan baru.

"Biasanya kami bersinergi. Kami lihat dampaknya seberapa jauh dan akan melakukan antisipasi lebih awal," kata Kecuk.

Namun, dia tidak menjelaskan apakah sudah ada permintaan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) perihal kajian awal itu.

"Kami tunggu kepastian. Tetapi kalau memang sudah ditetapkan, tentu BPS bisa menghitung seberapa besar dampaknya terhadap inflasi," ucap Kecuk.

Sementara itu, ketika ditanya mekanisme pencabutan subsidi listriknya, Kecuk berpesan sebaiknya dilakukan secara bertahap, namun tidak terlalu lama.

Sebagai informasi, dalam rapat Badan Anggaran DPR-RI pertengahan September, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat sepakat mencabut subsidi listrik secara bertahap untuk 21,95 juta pelanggan, terdiri dari 3,7 juta pelanggan R1 daya 450 VA, dan 18,25 juta pelanggan R1 daya 900 VA.

Dengan pencabutan subsidi tersebut, pemerintah hanya perlu menggelontorkan subsidi listrik sebesar Rp 44,98 triliun pada 2017 mendatang, diperuntukkan 19,1 juta pelanggan R1 daya 450 VA, dan 4,05 juta pelanggan R1 daya 900 VA.

(Baca: Pemerintah Diminta Tidak Cabut Subsidi Listrik Pelanggan 450 VA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com