Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Potensial, Menteri Rini Ajak BUMN Indonesia Garap Pasar Myanmar

Kompas.com - 08/10/2016, 06:40 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, meminta sejumlah perusahaan milik negara untuk dapat memasuki pasar Myanmar.

Hal ini diungkapkan Rini setelah melakukan pertemuan dengan lima menteri Myanmar. Menurutnya, Myanmar menawarkan sejumlah peluang investasi kepada BUMN Indonesia.

"Myanmar sedang membangun BUMN-nya karena banyak yang rugi, sehingga mereka menawarkan kerja sama dengan BUMN Indonesia, seperti telekomunikasi kemudian listrik. Karena listrik di sana elektrifikasi baru 37 persen, jadi minta bantuan ke Indonesia," ungkap Rini di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Jumat (7/10/2016).

Dia menambahkan, ada beberapa peluang investasi yang ditawarkan mulai dari pembangkit serta jaringan kelistrikan, industri semen, pertambangan, internet hingga jaringan seluler.

"Sebagai BUMN kami melihat peluang cukup besar kesana, salah satunya juga ikut tender yaitu Pertamina sehingga kami bisa membuka SPBU disana dan mengembangkan usaha retail," jelasnya.

Dia menerangkan, salah satu BUMN milik Indonesia yaitu Telkom sudah memulai operasi jaringan internet.

"Telekomunikasi kita sekarang sudah ada internet kita disana bisa mulai mengoperasikan jaringan internet disana dan kita juga sedang meminta untuk internasional gateway-nya dan melihat kemungkinan untuk kita masuk ke mobile phone, itu melalui Telkom Internasional mereka sudah ada disana," tambah Rini.

Sementara itu, terkait kondisi keamanan dan situasi politik di Myanmar saat ini dinilai sudah kondusif, dab berimbas pada peningkatan investasi asing yang masuk.

"Sudah aman terjamin kelihatannya. Saya tanya Duta Besar Myanmar, menyatakan sudah terjamin keamanannya, semua berjalan dengan lancar, karena memang pemerintahan baru Myanmar cepat sekali pertumbuhan ekonominya. Banyak investasi yang masuk," pungkasnya.

Sebelumnya, PT Pertamina akan merambah pasar BBM (Bahan Bakar Minyak) retail di Indochina, seperti Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar.

Ekspansi pasar hilir dimulai dari wilayah ini lantaran perseroan mengincar negara berkembang yang lebih mudah perizinannya.

“Kamboja dan Myanmar mana yang bisa masuk dulu, tetapi untuk pasar jenuh seperti Thailand sudah susah, kecuali kami mengakuisisi satu perusahaan di sana,” jelas Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, Kamis (6/10/2016).

Kompas TV Setelah 25 Tahun, Myanmar Adakan Pemilu Terbuka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com