Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Rencana Impor LNG, Dirjen Migas Ingatkan Ada 17 Kargo yang Belum Terserap

Kompas.com - 13/10/2016, 14:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), IGN Wiratmadja Puja menyampaikan saat ini ada 17 kargo gas alam cair (LNG) yang belum mendapatkan pembeli (buyers) atau istilahnya uncomitted cargo.

Dia berharap 17 kargo LNG ini segera menemukan buyers dalam negeri. Jika tidak ada pembeli dalam negeri, maka 17 kargo LNG itu terpaksa harus diekspor.

Wiratmadja juga berharap perusahaan setrum pelat merah, PLN (Persero) mampu menyerap beberapa kargo.

“Sebisa mungkin PLN menyerap, termasuk untuk pembangkitan Jawa I dan Jawa IV,” kata Wiratmadja, Selasa malam (11/10/2016).

Wiratmadja berharap direksi PLN segera bisa melakukan kesepakatan harga gas, karena sebetulnya kata dia, harga yang ditawarkan masih masuk dalam perhitungan PLN. Hanya saja, sambungnya, PLN memang masih terkendala infrastruktur.

Sementara itu, terkait dengan opsi impor LNG yang diyakini dapat membuat harga gas industri lebih murah, Wiratmadja mengingatkan masih ada 17 kargo LNG dari dalam negeri. Dia juga menegaskan, harga LNG sampai ke pelabuhan (landed price) di Indonesia juga sama murahnya dengan landed price di luar negeri.

“Sehingga kalau ada yang bilang impor LNG saja supaya harga gasnya murah, enggak juga. Karena (LNG) yang ada dalam negeri juga sudah murah (4,2 dollar AS),” kata dia.

Sebelumnya, Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Padjaitan mengatakan mahalnya harga gas, salah satunya diakibatkan biaya transportasi LNG yang berasal dari timur Indonesia.

Atas dasar itu, Luhut bilang, pemerintah melihat ada kemungkinan impor gas untuk menggantikan pasokan dari timur.

“Kalau lebih murah mengimpor untuk Medan, ya impor saja. Nanti regasifikasinya di Lhokseumawe, dialirkan ke Medan. Sehingga di Medan, gas bisa di kisaran 7 dollar AS per MMBTU, dibandingkan sekarang yang 13 dollar AS,” kata Menteri Koordinator Kemaritiman itu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com