Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Ekonomi Makin Parah, Inflasi Venezuela Tembus 1.500 Persen di 2017

Kompas.com - 14/10/2016, 12:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Situasi ekonomi di Venezuela semakin hari semakin buruk. Para ahli memandang, kondisi ekonomi di negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia itu cenderung tidak akan mengalami perbaikan.

Venezuela kekurangan banyak bahan-bahan kebutuhan dasar dan inflasi semakin tidak terkendali.

UBS memproyeksikan inflasi Venezuela akan mencapai 700 persen pada tahun 2016 dan melonjak menjadi 1.500 persen pada tahun 2017 mendatang.

"Situasi ini sangat mengerikan. Kami memprediksi ekonomi (Venezuela) terkontraksi setidaknya 11,5 persen, inflasi mencapai 700 persen, sudah menjadi yang tertinggi di dunia," kata Diego Moya-Ocampos, analis senior Amerika Latin di IHS Country Risk, seperti dikutip dari CNBC, Jumat (14/10/2016).

Moya-Ocampos menjelaskan, Venezuela mengalami kekurangan bahan pangan dan obat-obatan. Anak-anak maupun manula di negara tersebut dalam kondisi yang memprihatinkan.

Ekonom utama pada lembaga analisis risiko Verisk Maplecroft, Michael Henderson menjelaskan, krisis ekonomi yang berujung pada krisis kemanusiaan di Venezuela disebabkan 15 tahun kebijakan populis oleh pemerintah Venezuela.

"Pemerintah membuat perusahaan swasta ketakutan dan nasionalisasi ekonomi domestik berujung pertumbuhan yang stagnan dan inefisiensi kronis," ujar Henderson.

Ia mengungkapkan, investasi pada kapasitas produktif dan infrastruktur di Venezuela tidak bisa menjawab permintaan yang teeus tumbuh, didorong kebijakan moneter dan fiskal yang sangat longgar.

Menurut Henderson, ini adalah paduan "beracun" yang mendorong akselerasi inflasi yang sangat cepat. Ekonomi Venezuela sangat bergantung pada minyak.

Sehingga, anjloknya harga minyak dalam beberapa tahun terakhir sangat memukul negara itu, terlihat dari masalah yang parah pada neraca pembayaran.

"Tidak peduli apakah pemerintah bisa menghindari masalah utang di jangka pendek, masalah makroekonomi yang tak dapat dihindari akan segera menghampiri dan dapat memberikan dampak yang sangat menyakitkan bagi rumah tangga maupun bisnis," jelas Henderson.

Kompas TV Penyebab Krisis Ekonomi Menurut Mahathir Mohammad
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com