KOMPAS.com – Indonesia adalah salah satu negara pemilik garis pantai terpanjang di dunia. Namun, hal itu tak membuat Indonesia jadi produsen garam yang diperhitungkan dunia. Bahkan, impor garam masih terjadi.
Sama-sama asin dan putih, garam memang punya banyak cerita. Apa saja cerita itu?
"Tahun lalu, impor garam kita mencapai 2,1 ton sampai 2,2 juta ton,” ungkap Direktur Utama PT Garam (Persero) Achmad Budiono, seperti dikutip Kompas.com, Kamis (11/2/2016).
Berbicara dalam acara The Marine and Fisheries Business and Investment Forum di Jakarta, Budiono menyebutkan, seharusnya impor garam nasional hanya di kisaran 362.000 ton.
(Baca: Menteri Susi Malu, 80 Persen Garam di Indonesia Berasal dari Impor).
Merujuk neraca garam nasional di 2015, kata Budiono, produksi garam nasional mencapai 3,1 juta ton. Sementara itu, kebutuhan garam nasional tercatat sebesar 3,4 juta ton.
Pertanyaannya, ada apa dengan produksi garam nasional dan kenapa angka impor jauh melampaui selisih antara data produksi dan penggunaan?
Di balik fakta soal garam
Pepatah boleh bilang, asam di gunung dan garam di laut bertemu di belanga. Namun, tak semua garam hanya berkaitan dengan belanga. Tak cuma rasa asin makanan yang membutuhkan garam.
(Baca juga: Ketika Garam Tak Cuma Bikin Asin Makanan…).
Saat kebakaran hutan melanda sebagian wilayah Indonesia, misalnya, di antara cara untuk "memanggil" hujan datang adalah dengan menabur garam.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.