Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Menjanjikan, Perkembangan Ekonomi Syariah Masih Hadapi Risiko

Kompas.com - 27/10/2016, 11:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com – Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo menyatakan perkembangan ekonomi dan keuangan syariah menjanikan.

Ketiga sektor, yakni perbankan syariah, pasar modal syariah, dan takaful (asuransi syariah) bisa menjadi pilar tambahan untuk menggerakkan perkembangan ekonomi.

“Ketiga elemen tersebut telah menunjukkan perkembangan yang luar biasa dalam hal volume bisnis, produk keuangan, dan jaringan yang semakin lebar untuk melayani nasabah,” kata Agus saat memberikan sambutan pada acara Indonesia Syari’a Economic Festival di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (27/10/2016).

Sektor keuangan syariah pun dinilai terbukti tahan dalam menghadapi krisis keuangan global apabila dibandingkan dengan sektor keuangan konvensional.

Hal ini terbukti dari kinerja sektor keuangan syariah yang cerah pada saat krisis keuangan global tahun 2008.

Agus menjelaskan, sektor keuangan syariah global saat ini masih didominasi oleh sektor perbankan syariah, yang menyumbang 80 persen dari keseluruhan sistem.

Sektor perbankan syariah pun telah menunjukkan resiliensinya setelah krisis keuangan global dengan menunjukkan rata-rata pertumbuhan yang kuat pada level 17,1 persen pada periode 2008 sampai 2011.

Adapun perkembangan terakhir menunjukkan laju pertumbuhan yang lebih moderat, yakni secara rata-rata mencapai 13,8 persen selama tahun 2011 hingga 2014.

Sementara itu, rata-rata pertumbuhan pada tahun 2013 dan 2014 mencapai 10 persen. Namun demikian, pertumbuhan sektor keuangan syariah pada paruh pertama tahun 2015 mencapai 7,96 persen.

Dengan begitu, sangat diharapkan bahwa perbankan syariah akan kembali mencatatkan pertumbuhan rata-rata dua digit pada tahun 2015 hingga seterusnya.

Akan tetapi, outlook makroekonomi global yang kurang menggembirakan memberikan krisis terhadap sektor perbankan global secara umum.

Sama halnya dengan kinerja sektor perbankan syariah, pasar sukuk global juga mengalami perlambatan setelah mengalami tahun-tahun rekor penerbitan sukuk global pada tahun 2012 dan 2013.

“Pada tahun 2014 pasar sukuk melemah, yakni penerbitan hanya 100 miliar dollar AS, dan tren penurunan ini berlanjut di tahun 2015 di mana penerbitan turun 43 persen hanya menjadi 60 miliar dollar AS,” ujar Agus.

Kompas TV Ekonomi Syariah Kian Redup 2016, Kok Bisa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com