Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/10/2016, 20:56 WIB
Ari Prasetyo

Penulis


CIREBON, KOMPAS.com – Tak semua orang tahu soal keberadaan jaringan gas bumi untuk pemakaian sehari-hari—baik untuk pelanggan rumah tangga, komersial, maupun industri—di Indonesia. Aman, adalah salah satu klaim dari keberadaan jaringan ini. Apa jaminannya?

Gas bumi yang mengalir di rumah kami diteruskan lewat jalur-jalur pipa. Nah yang sempat jadi kekhawatiran kami, pipa gas ini melewati kamar untuk sampai ke kompor di dapur. Bagaimana kalau sampai bocor?” tutur Yuni Resdiyanti, pelanggan jaringan gas bumi dari Perusahaan Gas Negara (PGN) di Cirebon, Jawa Barat, Senin (17/10/2016).

(Baca juga: Mengintip Cerita dari 402 Kilometer Jaringan Gas PGN di Cirebon)

Pertanyaan yang sama wajar juga bila menghinggapi para calon pelanggan jaringan gas bumi ini, terutama pengguna rumah tangga. Terlebih lagi, kelompok pelanggan rumah tangga cenderung sudah mengenal pemanfaatan sumber energi serupa tetapi dalam rupa kemasan lain.

Kekhawatiran Yuni yang sudah menggunakan layanan gas bumi PGN sejak 2014 ini memang tak pernah terjadi sampai hari ini. Tak ada cerita gas bocor. Risiko memang ada, tetapi PGN punya satu "pasukan" khusus bertugas mengantisipasinya, yaitu tim leak survey.


“Biasanya satu bulan sekali, ada petugas yang memeriksa (risiko) kebocoran. Lalu, kalau pun ada gangguan di pusat (pasokan) yang mengharuskan gas pada hari tertentu tidak bisa dipakai, kami biasanya diberitahu terlebih dahulu,” ungkap Yuni.

Yuni pun bertutur, sebelum dia dan tetangga sekompleks perumahannya berlangganan gas bumi dari PGN ini ada sosialisasi soal keamanan bahan bakar tersebut.

Pelanggan juga mendapatkan nomor kontak PGN yang dapat dihubungi sewaktu-waktu selama 24 jam bila ada kekhawatiran terkait penggunaan gas bumi ini.

"Kunci" utama pengaman

Cerita Yuni adalah sepenggal cerita di ujung "perjalanan" panjang gas bumi dari sumber pasokan sampai ke pelanggan. Sebelum sampai ke pelanggan, ada banyak urusan teknis yang harus dipastikan untuk menjamin keamanan pemanfaatan gas bumi.

Kompas.com pada medio Agustus 2016 berkesempatan menelusuri langsung jejak perjalanan gas bumi ini, termasuk ke lokasi yang menjadi "kunci" pengamanan utama penyaluran bahan bakar tersebut.

Tantangan pertama untuk pemanfaatan gas adalah memastikan tekanannya pada level aman. Nah, "kunci" pengaman pemanfaatan sekaligus pengatur tekanan gas ke pelanggan PGN ini punya nama Metering and Regulating Station (MR/S).


Di tempat ini, ada sejumlah peranti untuk memastikan kualitas dan tekanan gas yang sampai ke pelanggan. Datang dari sumber pasokan, tekanan gas pada umumnya di level menengah sampai tinggi.

"(Dari pemasok untuk area Cirebon) di kisaran 6 bar," kata Site Manager Jaringan dan Fasilitas Area Cirebon PGas Solution, Mochamad Maruly Syarief, Senin (15/8/2016).

PGas Solution adalah anak perusahaan PGN yang bertugas mengantisipasi segala risiko terkait jaringan penyaluran gas bumi. Petugas mereka juga yang bertanggung jawab memantau MR/S.

Setelah dipastikan jalur pelanggan yang dilayani oleh suatu MR/S, ukuran tekanan akan menjadi patokan untuk regulator aktif.

“Alat itu yang berfungsi mengatur tekanan ke luar,” sebut Maruly.

Dalam rangkaian peranti tersebut, ada juga check valve yang berfungsi memastikan tak ada aliran balik gas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com