Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panasnya Persaingan Clinton Vs Trump, dan Kegelisahan Bursa Saham AS

Kompas.com - 03/11/2016, 11:30 WIB
Penulis Aprillia Ika
|
EditorAprillia Ika

KOMPAS.com - Dua calon presiden dari Partai Demokrat dan Partai Republik, Hillary Clinton dan Donald Trump, semakin dekat dengan waktu pemilihan presiden (pilpres) di Amerika Serikat (AS) pada pekan depan.

Di pasar keuangan, panasnya persaingan dua kandidat tersebut yang tercermin dari hasil polling membuat kebingungan pasar.

Memang, sebagian besar hasil polling masih mengunggulkan Clinton. Tapi nyatanya, Clinton kehilangan banyak dukungan sejak bulan lalu dan sejumlah investor mulai berandai-andai apabila Trump menang pada pilpres yang dihelat 8 November 2016.

Pasar saham dunia, dollar serta harga minyak jatuh pada perdagangan Rabu (2/11/2016). Sementara aset safe-haven seperti emas dan Swiss franc meningkat, menunjukkan reaksi pasar akan ketatnya pilpres kali ini.

"Sejumlah kondisi terkini dua calon presiden tersebut dalam beberapa hari ini menumbuhkan sejumlah sentimen ke para investor," kata Craig Erlam, senior market analyst dari Oanda, di London, Inggris.

Clinton dinilai pasar akan mempertahankan status quo. Sementara Trump memiliki kebijakan yang nantinya akan menuju kepada ketidakpastian, sebab Trump mengkritik kebijakan luar negeri, relasi perdagangan dan imigran.

Para trader mata uang mulai menjual dollar pada pekan ini karena mereka memperkirakan kemenangan Trump akan melemahkan dollar sebab Trump ingin memberlakukan proteksi pasar.

Selain itu, jika Trump menang maka bisa mendorong posisi dovish di The Fed pada pertemuan FOMG di Desember.

Polling dari RealClearPolitics menunjukkan Clinton hanya unggul 1,7 persen dibanding Trump pada Rabu. Estimasi pemilih Clinton hanya 47 persen sedangkan Trump 45,3 persen.

 

Kompas TV Trump Ancam Penjarakan Clinton
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
Sumber Reuters


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+