Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Kaji Ulang Pembentukan "Holding" BUMN Energi

Kompas.com - 03/11/2016, 16:09 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Ekonomi Faisal Basri meminta pemerintah mengkaji ulang rencana pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor energi.

Salah satunya, holding antara PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. atau PGN dengan anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni Pertagas. Menurut Faisal, holding kedua BUMN tersebut tidak tepat. Karena, saat ini permasalahan Indonesia terkait migas lebih mengarah ke minyak bukan gas.

Hal tersebut dilihat dari cadangan minyak yang terus menurun. Menurut data, cadangan minyak Indonesia selama sepuluh tahun terakhir mengalami penurunan. Cadangan minyak pada rentang 2005 sampai akhir 2015 mengalami penurunan dari 4,2 miliar barel menjadi 3,6 miliar barel. 

Sementara itu, cadangan gas Indonesia mengalami kenaikan. Cadangan gas pada rentang 2005 sampai akhir 2015 mengalami kenaikan dari 2,5 triliun kaki kubik menjadi 2,8 triliun kaki kubik.

"Masalah bangsa ini lebih kepada minyak, bukan kepada gas. Akan tetapi BUMN migas hanya mengurusi gas aja," ujar Faisal dalam sebuah diskusi, di Graha CIMB Niaga Jakarta, Kamis (3/10/2016). 

Faisal menuturkan, model bisnis dari kedua perusahaan juga berbeda?. Model bisnis Pertamina, kata dia, lebih pada goods production company. Artinya menghasilkan sesuatu riil yang bisa dilihat oleh mata, misalnya minyak.

"Namun, namanya PGN itu masuk perusahaan utilitas. Jadi punya aspek bisnis yang besar sekali," kata mantan ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas ini. 

Sementara itu, Anggota Dewan Energi Nasional Tumiran mengatakan pemerintah harus membuat peta jalan (road map) tata kelola migas sebelum melakukan holding energi. 

"Pemerintah harus lebih dulu menyusun peta jalan tata kelola migas. Jadi bagaimana meletakkan BUMN energi di dalamnya. Ini kan juga masih menjadi pertanyaan, yang diperlukan itu holding, atau peningkatan tata kelola dan peran pemerintah," ujar dia.

Sebagai informasi, pemerintah berencana membentuk holding energi, yang dibentuk bertujuan untuk efisiensi dalam hal investasi antara perusahaan energi BUMN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com