JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis hari ini mengkonfirmasi kondisi ekonomi yang terjadi belakangan ini.
"Ini confirm bahwa ekonomi kita denyutnya memang melemah. Masih melemah sejak 2015," ujar perempuan yang kerap disapa Ani itu dalam rapat pimpinan Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin (7/11/2016).
Dari data yang dirilis BPS, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2016 hanya 5,02 persen atau lebih kecil dibandingkan kuartal II lalu yang mencapai 5,18 persen.
Ani menyorot tajam semakin dalamnya penurunan ekspor hingga minus 6 persen dan impor yang mencapai minus 3,8 persen.
Hal itu mengakibatkan penurunan pajak penghasilan (PPh) dan pajak pertambahan nilai (PPN) ekspor dan impor.
Selain itu, ia juga menyoroti pertumbuhan investasi yang hanya 4,1 persen di kuartal III 2016. Padahal kata Ani, investasi merupakan motor pertumbuhan ekonomi nasional.
"Ini termasuk yang cukup lemah. Kemarin saya dengar dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) kredit dari perbankan hanya tumbuh 5 persen," kata perempuan kelahiran Lampung 54 tahun lalu itu.
Sedangkan penurunan belanja pemerintah pada kuartal III 2016 kata Ani disebabkan lantaran adanya pemotongan dan penundaan belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.