JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank BRI Syariah berharap Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) mencapai kesepakatan 7 Days Reverser Repo Rate tetap di level 4,75 persen.
Namun, Direktur Utama BRI Syariah Moch. Hadi Santoso menilai kalau repo rate diturunkan, hal itu menjadi bukti bahwa fondasi perekonomian Indonesia membaik.
"Kami berharap tetap. Kalau enggak tetap, ya turun. Tetapi, jangan naik," kata dia ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (17/11/2016).
"Malah kalau itu (repo rate) diturunkan, berarti menunjukkan bahwa fondasi ekonomi Indonesia semakin baik," imbuh Hadi.
Lebih lanjut dia bilang, membaiknya fondasi perekonomian Indonesia terlihat dari kekuatan pasar dalam menghadapi efek Trump beberapa hari lalu.
Efek Trump, kata dia, memang hanya kejutan sementara. Namun, pulihnya indeks harga saham gabungan dan nilai tukar yang relatif cepat tidak dimungkiri lantaran fondasi ekonomi yang lebih baik.
Hadi menuturkan, repo rate yang lebih rendah akan mendorong penyaluran kredit perbankan, baik konvensional maupun syariah. Hal itu disebabkan, sumber pembiayaan perbankan juga menjadi lebih murah.
"Efisiensi terjadi, dan operasional bank menurun," kata Hadi. BRI Syariah menargetkan pembiayaan hingga akhir tahun mencapai Rp 18,8 triliun.
Sebanyak 30 persen diantaranya diperuntukan pembiayaan ritel, dan sisanya pembiayaan komersial. Tahun depan BRI Syariah menargetkan pembiayaan hingga Rp 23 triliun.