Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Masyarakat Indonesia Susah Menabung di Bank?

Kompas.com - 24/11/2016, 14:58 WIB
Aprillia Ika

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini baru 35 persen masyarakat Indonesia yang memiliki tabungan. Padahal, yang namanya bank sudah berdiri lama di Indonesia.

Namun mengapa masyarakat Indonesia masih juga enggan menabung di bank?

Muhammad Reza Rizal, Sales Management Head BTPN Wow! mengatakan, ada tiga hambatan yang menyebabkan orang enggan menabung di bank.

Hambatan pertama, yakni uang yang tersisa untuk ditabung sangat kecil. Misal Rp 10.000 per hari. Sehingga ada rasa enggan untuk menabungnya ke bank.

Kedua, bunga tabungan mahal. Rata-rata orang menabung ke bank adalah untuk mendapatkan bunga. Sayangnya, saat ini bunga bank tidak sesuai dengan inflasi yang ada. Bahkan, butuh setidaknya Rp 17 juta untuk mendapatkan bunga Rp 17.000 per bulan.

Hambatan ketiga, yakni prosedur yang rumit di bank. Ini berkaitan dengan aturan lama pembukaan rekening di bank yang rumit dan berbelit.

Terlebih lagi, ada semacam hambatan psikologis untuk masuk ke bank, misal harus bersepatu. Atau belum tentu punya KTP. Belum lagi, hambatan transaksi di mana transaksi perbankan harus dilakukan di cabang bank atau di ATM yang belum tentu tersedia di banyak tempat.

"Tantangan lain adalah, semua orang saat ini memiliki ponsel. Tetapi tidak semua yang bisa akses data atau smartphone," lanjut Reza, saat paparan BTPN Wow! di Yogyakarta, Kamis (24/11/2016).

Selain itu, ada pula hambatan layanan data. Di mana tidak semua wilayah di Indonesia terlayani layanan data baik 3G atau 4G.

"Untuk atasi hambatan menabung tersebut, hadir BTPN Wow! Yang mendapatkan izin beroperasi pada Maret 2015," lanjut Reza.

BTPN Wow! ini sukses besar dan sampai Oktober 2016 jumlah agen BTPN Wow! Sudah mencapai 131.000 agen dengan 2,1 juta nasabah di Jawa, Sumatera, Bali hingga Nusa Tenggara.

Lantas, apa resep sukses BTPN Wow! mendapuk jutaan nasabah hanya dalam waktu singkat?

Salah satu kunci suksesnya adalah dengan sistem keagenan, di mana satu agen memiliki lingkup kerja di radius 500 meter saja. Dengan sistem agen ini, orang bisa nyaman menabung walaupun recehan. Serta bisa buka 24 jam karena si agen adalah tetangganya.

Uniknya, saat ini lebih banyak masyarakat yang menabung ketimbang tarik tunai dengan perbandingan 7:1.

Kedua, yang menabung di BTPN Wow! hanya perlu menggunakan feature phone saja, bahkan dengan sinyal 1 bar saja. Sebab, operasional BTPN Wow! menggunakan teknologi USSD.

Ketiga, dalam BTPN Wow! ada banyak hal yang bisa dilakukan seperti menabung, beli pulsa, bayar listrik, tarik tunai, e-commerce. Bahkan di tahun depan akan ada layanan pinjaman dan asuransi.

"Hingga tahun depan, perkiraan kami jumlah agen dan nasabah akan semakin meningkat," pungkas Reza.

Sekadar informasi, BTPN Wow! mendapat pengakuan dari Majalah Fortune, dengan masuk daftar 50 besar "Fortune Change the World" edisi September 2015. BTPN sendiri disebut sebagai salah satu perusahaan berkinerja baik yang membantu masalah sosial sekaligus mendapatkan keuntungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com