Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Gagalnya TPP dan Brexit, Kemendag Perluas Kemitraan Dagang dengan Negara Lainnya

Kompas.com - 24/11/2016, 17:14 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menegaskan, saat ini pemerintah Indonesia masih mengkaji apakah akan bergabung dengan kemitraan dagang Trans Pacific Partnership (TPP), atau tidak.

Enggartiasto menyampaikan, meskipun Donald Trump, Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) telah menyatakan bakal menghentikan perundingan TPP pada hari pertamanya menjabat, namun intensi pemerintah Indonesia dalam mengkaji TPP tidak surut.

Akan tetapi Enggartiasto melanjutkan, kajian pemerintah kali ini bukan lagi soal keuntungan atau kerugian yang bisa diperoleh dari bergabung dengan TPP.

"(Tetapi) Kalau tidak dengan TPP, ajakan-ajakan yang lain seperti apa. Saat ini ada dua hal yang sekaligus harus menjadi perhatian pemerintah. Selain TPP, ada Brexit (British Exit)," kata Enggartiasto ditemui di sela-sela Kompas 100 CEO Forum, Jakarta, Kamis (24/11/2016).

Enggartiasto menuturkan, keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) akan menjadi persoalan tersendiri.

Sebab, Inggris memerlukan waktu untuk kembali membangun kemitraan dengan UE sendiri maupun Indonesia.

"Pemerintah Indonesia juga perlu melakukan kajian (kemitraan) dengan UE tanpa Inggris," ujar Enggartiasto.

Mengaktifkan kembali Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan UE, tanpa Inggris tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan UE.

Meski begitu, Enggartiasto menjanjikan, pemerintah tetap menjajaki kemitraan dengan negara-negara dan kelompok negara lainnya.

"Kami sekarang ini menyebar semua atase perdagangan dan kami mendapat dukungan dari Kemenlu untuk menggarap pasar-pasar baru. Kami segera akan menggarap (kemitraan) dengan negara-negara yang belum ada PTA-nya (preferential trade agreement)," ucap Enggartiasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi 2025 Hanya Dipatok di Kisaran 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Ambisius, tapi Realistis..

Pertumbuhan Ekonomi 2025 Hanya Dipatok di Kisaran 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Ambisius, tapi Realistis..

Whats New
Pemerintah 'Pelototi' Kenaikan Harga Bawang Merah, Cabai Merah, dan Gula Pasir

Pemerintah "Pelototi" Kenaikan Harga Bawang Merah, Cabai Merah, dan Gula Pasir

Whats New
Kekhawatiran dan Harapan Pengusaha Usai Pergantian Kepala Otorita IKN

Kekhawatiran dan Harapan Pengusaha Usai Pergantian Kepala Otorita IKN

Whats New
Kinerja Manufaktur Merosot, Kemenperin Sebut Imbas Permendag Kemudahan Impor

Kinerja Manufaktur Merosot, Kemenperin Sebut Imbas Permendag Kemudahan Impor

Whats New
Tugas Berat Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior Periode Kedua

Tugas Berat Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior Periode Kedua

Whats New
Kamis, Serikat Buruh Akan Gelar Demo Tolak Tapera di Depan Istana

Kamis, Serikat Buruh Akan Gelar Demo Tolak Tapera di Depan Istana

Whats New
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 69 Diperpanjang, Simak Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 69 Diperpanjang, Simak Syarat dan Caranya

Whats New
Sri Mulyani Sebut Program Makan Bergizi Penting buat Perbaikan SDM

Sri Mulyani Sebut Program Makan Bergizi Penting buat Perbaikan SDM

Whats New
Google PHK 100 Karyawan di Unit Cloud

Google PHK 100 Karyawan di Unit Cloud

Whats New
Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Selesai Dibangun, Kereta Otonom IKN Siap Diuji Coba Agustus

Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Selesai Dibangun, Kereta Otonom IKN Siap Diuji Coba Agustus

Whats New
Pertamina Pastikan Kesiapan Pasok Energi Hijau di IKN

Pertamina Pastikan Kesiapan Pasok Energi Hijau di IKN

Whats New
Relaksasi Kebijakan Ekspor Pertambangan, Beberapa Konsentrat Kini Bisa Diekspor

Relaksasi Kebijakan Ekspor Pertambangan, Beberapa Konsentrat Kini Bisa Diekspor

Whats New
Kekhawatiran Finansial Terbesar adalah Tak Punya Uang Saat Pensiun

Kekhawatiran Finansial Terbesar adalah Tak Punya Uang Saat Pensiun

Earn Smart
Stafsus Sri Mulyani Pastikan Gaji Mantan Kepala Otorita IKN Sudah Dilunasi

Stafsus Sri Mulyani Pastikan Gaji Mantan Kepala Otorita IKN Sudah Dilunasi

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Juni 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Juni 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com