Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sri Mulyani Susah Payah Lawan Preman demi Bebaskan Aset Negara

Kompas.com - 30/11/2016, 14:54 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani punya pengalaman segudang menata kembali aset-aset negara yang sempat belum tercatat dalam kekayaan negara pada 2005 lalu. Termasuk aset yang pernah diduduki oleh preman.

Salah satu pengalaman itu ia ceritakan kembali dalam seminar Tantangan Pengelolaan APBN dari Masa ke Masa yang juga menghadirkan Wakil Presiden ke-11 RI Boediono.

"Mengumpulkan aset negara itu juga sulit. Sampai kompleks Kementerian Keuangan ini waktu itu masih banyak preman di sini," ujar Sri Mulyani, Jakarta, Rabu (30/11/2016).

Ia mengungkapkan, tidak mudah membersihkan aset lahan yang kini menjadi Kompleks Kementerian Keuangan yang berada di sekitar Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Akhirnya, Sri Mulyani meminta bantuan kepada Komando Daerah Militer III Siliwangi untuk membebaskan aset negara tersebut dari tangan-tangan preman.

Selain kompleks Kementerian Keuangan, aset negara yang jadi sorotan perempuan yang kerap disapa Ani itu adalah Kompleks Istana Negara. Saat menjadi Menteri Keuangan periode 2005-2010, ia kaget kompleks tersebut belum tercatat ke dalam kekayaan negara.

"Gedung yang didiami Presiden yaitu Istana, itu dulu enggak ada sertifikatnya. Bisa saja cucunya Daendels datang mengklaim. Bahaya itu," kata ia disambut tawa peserta seminar.

Meski terdengar lucu, tutur Ani, ia merasakan betul getirnya menata aset-aset negara yang belum tercatat saat itu. Dia menilai upaya yang dilakukan Kementerian Keuangan merupakan tonggak sejarah penting. Sebab, saat ini aparat pemerintah lebih peduli dengan aset-aset negara sehingga semangat mencatatkan aset negara secara legal tumbuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com