Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2016, Kondisi Makroekonomi Indonesia Lebih Baik

Kompas.com - 01/12/2016, 12:44 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menyatakan secara makroekonomi, kondisi Indonesia pada tahun 2016 sudah lebih baik. Hal ini apabila dibandingkan dengan periode tahun 2012 hingga 2013 silam.

Mirza menuturkan, Indonesia mengalami siklus ekonomi, di mana pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh antara 6 hingga 6,3 persen. Kemudian, terjadi penurunan harga komoditas dan risiko yang berasal dari bank sentral AS Federal Reserve. “

Periode itu berawal di Mei 2013. Kemudian kami memasuki periode penyesuaian di tahun 2013 sampai 2015,” ungkap Mirza, Kamis (1/12/2016).

Dalam periode tersebut, BI sebagai otoritas moneter harus menunjukkan disiplinnya kepada pasar keuangan. Kemudian, keuangan secara makro pun harus disiplin dan pemerintah juga mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) maupun defisit anggaran.

Selain itu, bank sentral juga berusaha agar defisit transaksi berjalan dapat turun. Adapun penyesuaian secara makro terjadi pada kurs rupiah yang mengikuti fundamentalnya.

“Penyesuaiannya adalah kita harus kembali kepada kurs yang mencerminkan fundamentalnya. Neraca pembayaran kita juga sedang lemah pada saat itu,” jelas Mirza.

Namun demikian, Indonesia bisa melewati periode penyesuaian pada tahun 2013 hingga 2015 dengan selamat.

Memang pada saat yang sama kurs rupiah melemah dari kisaran Rp 10.000 per dollar AS menjadi kisaran Rp 13.000 hingga menembus Rp 14.000 per dollar AS.

“Angka neraca pembayaran kemudian membaik sampai di 2 persen dari PDB pada tahun 2015. Anggaran pemerintah juga berhasil dikendalikan dan utang luar negeri berhasil kita kendalikan,” tutur Mirza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com