Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Trump Terpilih, Semua Mata Uang Melemah Kecuali Rupiah

Kompas.com - 06/12/2016, 13:04 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, terpilihnya Donald Trump sebagai orang nomor satu di Amerika Serikat (AS) berdampak pada pelemahan mata uang di seluruh dunia.

Namun, pelemahan tersebut dinilai tidak berpengaruh pada rupiah yang cenderung stabil dan tidak mengalami gejolak imbas Trump Effect.

"Terpilihnya Donald Trump jadi presiden AS praktis semua mata uang di dunia melemah terhadap dollar. Tetapi menurut saya rupiah relatif stabil dibanding mata uang lainnya," ujar Jokowi dalam pidato kunci acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Selasa (6/12/2016).

Jika melihat secara historis, sehari setelah Trump memenangi pilpres AS, investor dan pialang AS langsung menarik dananya di berbagai belahan dunia untuk dialihkan ke pasar keuangan dan pasar modal AS.

Bursa Wall Street pun melejit. Indeks Dow Jones naik 1,4 persen pada perdagangan Rabu (9/11). Kondisi serupa juga terjadi pada indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq.

Sebaliknya, bursa saham di berbagai negara rontok akibat ditinggalkan investor AS terutama negara-negara Asia dan emerging market. Indeks Nikkei Jepang tersungkur 5,4 persen pada perdagangan Rabu. Pada hari yang sama Indeks Hang Seng Hongkong jatuh 2,15 persen.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia juga tak luput, tergelincir 1 persen pada perdagangan Rabu. Bahkan kejatuhan IHSG terus berlanjut hingga Jumat (11/11), saat indeks ditutup di level 5.289, anjlok 161 poin dibandingkan penutupan sehari sebelumnya.

Seiring mengalirnya modal ke pasar AS, permintaan terhadap dollar AS pun meningkat sehingga mata uang Paman Sam itu menguat terhadap mata uang lainnya.

Kurs rupiah pada perdagangan di pasar spot antarbank Jakarta (Jisdor) Kamis (10/11), ditutup melemah menjadi Rp 13.118 per dollar AS. Pelemahan terus berlanjut pada penutupan perdagangan Jumat saat kurs rupiah berada di level Rp 13.350 per dollar AS.

Di tengah perdagangan Jumat, rupiah bahkan sempat menyentuh Rp 13.800 per dollar AS sebelum akhirnya Bank Indonesia melakukan intervensi ke pasar.

Tekanan terhadap rupiah bakal lebih besar jika Bank Sentral AS, Federal Reserve, jadi menaikkan suku bunga acuannya menjelang akhir tahun ini.

Kompas TV Kondisi Penghasilan Penduduk Indonesia MenghawatirkanPertumbuhan ekonomi yang lambat membuat Indonesia sulit keluar dari jebakan kelas tengah atau middle income trap. Indonesia bahkan kini masuk ke dalam negara low-middle income trap atau penduduknya cend

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com