Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2016, Tahun yang Menguji Kesabaran Seorang Susi Pudjiastuti

Kompas.com - 16/12/2016, 11:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang 2016, banyak peristiwa yang terjadi. Namun, tidak semua peristiwa itu membawa senyum atau bahagia. Bagi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, 2016 bisa dibilang tahun penuh cobaan bahkan tekanan.

Kesabaran perempuan asal Pangandaran, Jawa Barat itu pun benar-benar diuji. Berikut Kompas.com rangkum peristiwa-peristiwa yang menguji kesabaran Susi:

Kepergian Sang Putra

"Mudah-mudahan tidak tambah tua, tidak tambah lemah dan jadi tambah sabar," begitu harapan Susi di hari ulang tahunnya yang ke-51, Jumat (15/1/2016) lalu.

Hanya berselang 3 hari dari hari bahagianya itu, kabar duka datang. Panji Hilmansyah (31), putra kandung Menteri Susi, meninggal dunia di Amerika Serikat (AS) karena serangan jantung. Sontak, kabar itu membuat duka yang mendalam bagi Susi dan keluarganya.

Terlebih, ia baru bertemu Panji pada awal tahun di AS. Tak disangka, pertemuan itu menjadi pertemuan terakhirnya.

(BACA: Sekelumit Kisah Panji Hilmansyah, Putra Menteri Susi dari Asrama Gontor)

Meski sempat terpukul hebat, Susi menegarkan hatinya. Aktivitas sebagai seorang menteri kembali ia jalankan pasca peristiwa kepergian putranya itu.

Klaim Cina atas Natuna

Susi jengkel bukan main dan tidak terima saat Pemerintah China mengintervensi penegakan hukum kapal pencuri ikan berbendera Tiongkok, yakni KM Kway Fey 10078, di Laut Natuna. Kapal ini melanggar regulasi Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing.

Namun China mengklaim perairan Natuna sebagai wilayah historical traditional fishing ground miliknya.

Susi menuturkan, pengakuan China hanyalah klaim sepihak dari dan tidak diakui oleh United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS ). Saat ini, kata dia, Traditional Fishing Right yang dimiliki Indonesia hanya dengan Malaysia.

Kejengkelan Susi itu muncul usai pihak Indonesia dalam hal ini KKP melalui Kapal Pengawas Hiu 001 telah mengamankan 8 Anak Buah Kapal (ABK) KM Kway Fey yang memasuki wilayah Perairan Natuna, Minggu (20/3/2016).

Namun, upaya penegakan hukum itu gagal karena tiba-tiba kapal coastguard Tiongkok mendekat dan menabrak KM Kway Fey serta menarik kapal tersebut menjauh dari wilayah Indonesia.

Surat Teguran Wakil Presiden

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com