Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal "Fintech", Aturan Tak Boleh Mendahului Inovasi

Kompas.com - 16/12/2016, 21:25 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang kian pesat, layanan keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech) pun kini berkembang dengan pesat di Indonesia.

Bank Indonesia (BI) mendata saat ini sudah ada setidaknya 142 perusahaan fintech yang terdaftar di Tanah Air.

"Sekarang ada 142 perusahaan fintech. Pertumbuhannya pesat sekali," kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Enny V Panggabean di Jakarta, Jumat (16/12/2016).

Enny menuturkan, dari keseluruhan jumlah perusahaan fintech tersebut, mayoritas bergerak di sistem pembayaran, kliring, dan setelmen (payment, clearing, and settlement). Menurut Enny, persentasenya mencapai 56 persen.

Berkaca dari fakta tersebut, maka BI sebagai otoritas dan regulator sistem pembayaran harus meregulasi dengan benar pula.

Adapun beberapa inisiatif yang telah dilakukan BI adalah dengan pembentukan Fintech Office dan regulatory sandbox. Terkait pengaturan fintech, Enny mengakui BI belajar dari beberapa negara yang telah lebih dahulu memiliki Fintech Office.

Negara-negara tersebut antara lain Singapura, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Kanada, Amerika Serikat, dan Abu Dhabi.

Dari negara-negara tersebut, BI belajar bahwa regulator tidak boleh mendahului inovasi. Dalam pengaturan fintech, regulator harus membiarkan perusahaan-perusahaan fintech berinovasi sembari mengawasi dan mengatur dari belakang.

"Kita tidak boleh mendahului inovasi, biarkan dulu inovasi terus terjadi. Regulator ada di belakang teknologi, biarkan mereka berkembang dan kita akan atur dan mendukung dalam kerangka yang sehat," ujar Enny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com