Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Persiapan Menjadi Investor Reksa Dana 2017

Kompas.com - 03/01/2017, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Oleh Rudiyanto

Waktu berlalu dengan sangat cepat, tidak terasa kita sudah memasuki tahun 2017. Meski bergejolak, hasil investasi untuk seluruh jenis reksa dana sepanjang tahun 2016 dapat memberikan tingkat return yang positif. Bagaimana untuk 2017, apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menjadi investor reksa dana pada tahun ini?

Tingkat pengembalian untuk investasi reksa dana pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :
• Rata-rata reksa dana pasar uang 4,63 persen
• Rata-rata reksa dana pendapatan tetap 8,02 persen
• Rata-rata reksa dana campuran 9,29 persen
• Rata-rata reksa dana saham 7,7 persen

Hasil di atas memang bisa disebut sebagai suatu anomali atau keanehan karena meski IHSG membukukan tingkat pengembalian 15,32 persen, tingkat pengembalian dari rata-rata reksa dana saham kurang dari setengahnya. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas dari reksa dana saham tidak mampu mengalahkan IHSG di tahun 2017 ini.

Tingkat pengembalian reksa dana yang risikonya lebih moderat dan konservatif seperti reksa dana campuran dan reksa dana pendapatan tetap justru lebih tinggi dari reksa dana saham dimana masing-masing sebesar 9,29 persen dan 8,02 persen.

Kinerja ini didorong dengan turunnya BI Rate pada tahun ini dan tingkat inflasi yang terkendali. Kedua faktor tersebut membuat harga obligasi yang menjadi portofolio reksa dana pendapatan tetap dan campuran mengalami kenaikan.

Kinerja reksa dana saham yang tidak lebih baik dibandingkan reksa dana campuran dan pendapatan tetap ini menunjukkan dalam berinvestasi investor bisa mempertimbangkan diversifikasi ke beberapa jenis reksa dana sekaligus. Tidak hanya berfokus pada jenis reksa dana saham saja.

Untuk reksa dana pasar uang sendiri pada tahun 2016 membukukan kinerja 4,63 persen. Hal ini sesuai dengan pengelolaannya yang berfokus pada instrumen sangat konservatif seperti deposito dan obligasi yang jatuh temponya di bawah 1 tahun. Risiko fluktuasi harga tetap ada meskipun sangat kecil.

Mengacu pada hasil investasi di atas sedikit banyak bisa memberikan gambaran kepada investor dan calon investor reksa dana bahwa kegiatan investasi memang tidak memberikan jaminan kenaikan yang pasti serta mengandung risiko fluktuasi harga. Risiko fluktuasi ini dapat disebabkan karena kondisi di dalam negeri maupun faktor yang berasal dari luar negeri.

Risiko yang berdampak terhadap investasi ini tidak hanya berasal dari aspek ekonomi saja seperti data laporan keuangan, tingkat pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga dan indikator makro ekonomi lainnya, akan tetapi terdapat juga dari aspek politik seperti Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah.

Dari pengalaman tahun ini, dampak dari risiko bisa sangat cepat. Sebagai contoh, terpilihnya calon Presiden yang sebelumnya tidak diunggulkan menyebabkan penurunan yang signifikan, namun tidak lama kemudian bisa kembali naik dengan cepat. Hal ini masih sangat mungkin untuk kembali terulang pada tahun 2017 mendatang dan merupakan bagian dari risiko investasi.

Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, maka baik sebagai investor ataupun calon investor reksa dana, beberapa persiapan yang harus dilakukan antara lain :

Menyiapkan dana darurat
Dana darurat tidak hanya digunakan pada saat darurat saja. Terkadang, penurunan yang dalam pada bursa saham bisa dijadikan sebagai kesempatan untuk membeli di harga yang rendah.

Dengan memiliki dana darurat yang memadai, terkadang juga memberikan rasa nyaman bagi investor karena tidak seluruh dananya digunakan untuk investasi. Hal ini sangat penting terutama pada saat kondisi pasar sedang mengalami gejolak atau penurunan.

Investor juga tidak akan terjebak pada posisi harus mencairkan reksa dana pada saat kondisi pasar sedang kurang bagus karena bisa menggunakan dana darurat. Idealnya dana darurat adalah minimal 3-6 bulan untuk lajang dan 6-12 bulan untuk yang telah berkeluarga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com