Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"E-Commerce" Harus Bisa Dimanfaatkan untuk Pemerataan Ekonomi

Kompas.com - 05/01/2017, 21:31 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan pesat perdagangan online atau e-commerce telah menjadi satu fenomena baru dalam ekonomi Indonesia. Diharapkan, fenomena itu bisa dimanfaatkan dalam upaya mensejahterakan rakyat.

Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution saat memberikan orasi ilmiah dalam Dies Natalis Universitas Brawijaya ke-54 di Malang, Kamis (5/1/2017).

"Transaksi berbasis digital ini harus dapat kita manfaatkan untuk menjadi alat bagi pemerataan pertumbuhan ekonomi," kata Darmin dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com.

Caranya, kata Darmin, yakni dengan merangkul sektor ekonomi lokal seperti pertanian, perkebunan, perikanan, dan sektor lokal lainnya untuk ikut bermain secara aktif dalam perdagangan berbasis elektronik.

Di sisi lain, berbagai aplikasi berbasis teknologi digital juga harus semakin dekat bagi petani dan nelayan. Hal itu dinilai bisa membantu mendekatkan produsen dan konsumen tanpa harus melalui mata rantai distribusi yang panjang.

"Sehingga dengan memanfaatkan platform e-commerce harga di tingkat petani dan nelayan menjadi semakin baik," kata Darmin.

Pemerintah meyakini para pelaku usaha lokal di perdesaan dapat beralih menjadi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) digital bila mampu dirangkul aktif dalam perdagangan yang berbasis elektronik.

Dengan begitu, para pelaku usaha lokal bisa memperluas usahanya sehingga meningkatkan produktivitas dan kesejahteraannya.

Namun, pemerintah mengakui upaya pemerataan pembangunan melalui e-commerce memiliki banyak tantangan. Hal yang paling krusial yakni ketersediaan infrastuktur internet hingga ke pelosok negeri yang masih terbatas.

Selain itu, tantangan berat lainnya yakni tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemanan transaksi online. Data 2016 menunjukkan, dari 130 juta pengguna internet di Indonesia, hampir 30,4 juta pengguna merasa transaksi online tidak aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com