Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Klaim Stok Cabai Aman

Kompas.com - 06/01/2017, 05:11 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Awal 2017 pemerintah dibuat sibuk dengan adanya persoalan harga cabai dan pasokan yang terjadi saat ini, dan masih menjadi polemik yang belum mencapai titik temu yang jelas.

Baik dari pelaku pasar, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian memiliki pandangan masing-masing terkait sumber masalah naiknya harga cabai.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri menegaskan, saat ini tengah terjadi fenomena psikologi pasar yang terjadi akibat penurunan pasokan cabai bersamaan dengan penurunan konsumsi masyarakat dan berimbas pada meningkatnya harga cabai secara signifikan.

"Ini ada psikologi pasar, kami sedang mendalami apakah ini terjadi penurunan pasokan yang cukup tinggi, tetapi dibeberapa daerah hampir separuh atau 50 persen berkurang (pasokan)," ujar Abdullah kepada Kompas.com, Kamis (5/1/2017).

Namun demikian, pihaknya masih percaya walaupun pasokan cabai di beberapa daerah mengalami penurunan, tetapi di daerah lain ada yang produksinya berlebih dan memungkinkan untuk dilakukan subsidi silang kepada daerah yang membutuhkan.

"Walaupun seperti itu (pasokan berkurang) kami masih yakin ada daerah-daerah yang sebenarnya masih cukup untuk dibagikan ke daerah lain yang membutuhkan. Ini masih bisa sebenarnya dilakukan subsidi silang dari daerah ke daerah lain, dan data ini sebenarnya pemrintah yang tahu," tambah Mansuri.

Di lain pihak, Pemerintah mengakui pasokan cabai tidak mengalami gangguan walaupun beberapa daerah sentra penghasil komoditas tersebut mengalami kendala panen karena adanya musim penghujan.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, stok cabai secara nasional masih aman dan ketersediaan cabai tidak mengalami kekurangan. "Masih aman, cabai aman," kata Amran di sela-sela Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis, (5/1/2017).

Dia menegaskan, pihaknya telah melakukan pemetaan harga cabai di seluruh Indonesia. Dan persoalan kenaikan yang terjadi bukanlah soal pasokan yang kurang.

"Persoalannya sekarang, ada cabai, tapi sulit panen. Kenapa? Musim hujan yang berkepanjangan, La Nina. Tapi cabai ada di lapangan," ungkap Amran.

Secara tegas Amran menyatakan tidak akan melakukan impor cabai karena ketersediaan cabai cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.

"Ini soal mengelola saja nanti. Arahan Bapak Presiden, arahan Bapak Menko, distribusinya kami perbaiki," tuturnya.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, stok cabai di beberapa daerah alami kelebihan pasokan dan akan didistribusikan ke daerah yang kekurangan. Hal ini berbanding terbalik dengan pernyataan Menteri Amran yang mengatakan tidak ada persoalan terkait pasokan cabai.

Enggar menjelaskan, telah meminta jajarannya untuk segera mendistribusikan cabai yang ada di daerah-daerah dengan pasokan berlebih.

"Tidak banyak jumlahnya (yang kekurangan), hanya di Samarinda dan Balikpapan. Di Manado, Gorontalo, harga murah sekali. Mereka over supply. Di Cianjur juga murah," kata Enggar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com