Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menangkal Ancaman Bioterorisme dari Perbatasan

Kompas.com - 11/01/2017, 12:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

KOMPAS.com - Selasar Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kalimantan Barat, masih ramai saat Lulut (37), warga setempat, menggerutu soal aturan pembatasan pembelian barang dari Malaysia.

Baju merah bergaris putih yang ia kenakan, nampak basah oleh keringat yang tak henti keluar dari pori-porinya. Sesekali ia telan ludah untuk membasahi kerongkongannya yang kering.

Siang itu, matahari di perbatasan memang cukup terik. Kondisi yang sempurna bagi Lulut menghampiri Tika (25), seorang pedagang minuman yang sudah beberapa tahun mencari nafkah dari keramaian perbatasan.

Tentu saja, tujuannya untuk membeli minuman dingin. Namun, seplastik minuman dengan es yang disodorkan Tika tak cukup ampuh menahan kejengkelan Lulut yang sudah terlanjur tumpah.

"Sekarang semua (pembelian barang dari Malaysia) jadi serba susah," ujarnya.

Hampir setiap hari, Lulut datang ke perbatasan membeli barang untuk kebutuhan hidupnya, termasuk kemungkinan untuk dijual kembali.

Namun saat ini, pembelian barang asal Malaysia tidak boleh lebih dari 600 ringgit atau Rp 1,78 juta (kurs 2.976) per hari per orang.

Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama Sosial Ekonomi Malaysia dan Indonesia (Sosek Malindo).

Pembatasan pembelian barang itu juga bagian dari upaya penting memudahkan pengawasan terhadap barang-barang yang masuk melalui perbatasan.

Maklum, perbatasan kerap menjadi daerah rawan penyelundupan barang, termasuk bibit atau benih pertanian berbakteri.

Bioterorisme

Pada akhir 2016 lalu, publik dikejutkan dengan penemuan ribuan batang tanaman cabai yang mengandung bakteri Erwina Chrysanthem yang di taman oleh warga negara China di Bogor.

Penemuan itu menjadi sangat penting lantaran bakteri berbahaya tersebut bisa menular dan menimbulkan penyakit pada tanaman lainnya, termasuk menyebabkan gagal panen.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron mengingatkan pemerintah untuk sangat hati-hati terhadap ancaman bioterorisme, yaitu penyebaran virus atau bakteri secara sengaja yang bisa menimbulkan kematian tumbuh-tumbuhan atau hewan, bahkan manusia.

Salah satu titik krusial dari isu bioterorisme adalah daerah perbatasan. Oleh karena itu, ia berharap badan karantina pertanian bisa menjalankan tugas lebih baik untuk menangkal bioterorisme sejak dari pintu masuk negara tersebut.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com