Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Minta Importir Hortikultura Serap Produksi Petani Lokal

Kompas.com - 11/01/2017, 21:13 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna meningkatkan gairah petani untuk bercocok tanam, Menteri Perdagangan Enggartiaso Lukita meminta importir hortikultura untuk menyerap produksi sayuran dan buah lokal.

Enggartiasto berencana untuk membuat regulasi untuk mendorong penyerapan produksi lokal oleh importir. Enggartiasto pun mengumpulkan importir hortikultura untuk memberikan dorongan agar menyerap produksi dalam negeri.

Mengenai mekanisme penyerapan dan kepatuhan terhadap imbauan, Enggartiasto memberikan waktu kepara importir untuk menyusun sendiri peta jalan bisnisnya.

"Prinsipnya, mereka tertarik dulu. Pemerintah mau mengetuk hati mereka untuk terlibat bersama," kata Enggartiasto, Rabu (11/1/2017).

Enggartiasto mengaku tidak memberikan batasan waktu sampai kapan importir akan melaksanakan imbauan pemerintah.

Tetapi dia yakin importir yang mengikuti sosialisasi akan memberikan laporan penyerapan komoditas lokal.

Jika imbauan ini tidak terlalu efektif, dia pun menyiapkan rencana untuk membuat regulasi wajib serap komoditas lokal bersama Kementerian Pertanian.

"Sama dengan regulasi yang tengah kami siapkan, yaitu wajib serap susu segar. Jadi (regulasi) ini terus, bertahap. Sehingga peternak/petani kita ada jaminan pemasarannya," kata Enggartiasto.

"Kalau kita tidak menjamin, mereka tidak ada keinginan untuk bercocok tanam dan beternak," imbuh Enggartiasto.

Strategi Enggartiasto untuk melibatkan importir dalam merangsang produksi petani ini juga didorong alasan jaringan pemasaran.

Menurut dia, sebagai importir, mereka memiliki jaringan distribusi yang luas. Dengan demikian diharapkan produksi petani/peternak lokal juga bisa lebih banyak terserap pasar domestik.

Bahkan, lanjut Enggartiasto, beberapa importir juga melakukan aktivitas ekspor. "Khusus bagi mereka ini, importir yang juga eksportir, kami menyampaikan negara-negara potensial tujuan ekspor yang bisa menyerap produk pertanian kita," imbuh dia.

Disebutkan Enggartiasto, beberapa negara tujuan ekspor potensial antara lain Afrika, India, Pakistan, China, dan negara-negara kawasan Eurasia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Whats New
Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com