Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biayai Proyek Infrastruktur, Perbankan Tak Bisa Kerja Sendirian

Kompas.com - 23/01/2017, 15:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan, pemerintah saat ini sedang gencar untuk membangun berbagai proyek infrastruktur.

Tentu saja, untuk membangun beragam proyek itu, pemerintah harus menggelontorkan dana yang besar.

Budi menyebut, pemerintah pun tidak bisa menjadi satu-satunya pihak yang menggelontorkan dana untuk pembangunan infrastruktur yang memakan biaya besar.

Oleh karena itu, kalangan swasta pun sebaiknya diajak turut serta dalam pembiayaan proyek infrastruktur.

"Kita buka kemungkinan untuk swasta masuk dan menginvestasikan dana infrastruktur, bisa diisi dengan kemampuan swasta," kata Budi di kantornya di Jakarta, Senin (23/1/2017).

Budi pun menuturkan, banyak pihak infrastruktur yang dapat dikerja samakan dengan pihak swasta, seperti LRT DKI Jakarta, proyek kereta api Makassar, maupun proyek kereta api di Surabaya.

Menurut Budi, asalkan diberi akses, maka swasta pasti akan masuk untuk turut membiayai.

Perbankan

Terkait hal tersebut, Direktur Corporate Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Royke Tumilaar menuturkan, pembiayaan proyek infrastruktur membutuhkan dana yang sangat besar.

Oleh karena itu, pembiayaan sebuah proyek infastruktur tidak bisa hanya dilakukan oleh satu bank.

"Kalau bicara infrastruktur Rp 20 triliun atau Rp 30 triliun itu besar sekali, kita tidak bisa sendirian, harus bersama-sama," ungkap Royke.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo pun mengamini. Menurut Kartika, dalam pembiayaan proyek infrastruktur, pihaknya harus bergabung dengan beberapa bank lain.

Pasalnya, pembiayaan proyek infrastruktur bersifat jangka panjang dan bank harus memiliki dana untuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).

Oleh karena itu, guna memitigasi risiko, pembiayaan itu tidak bisa hanya dilakukan oleh satu bank sendirian.

"Kita harus gabung, karena kan kalau dalam negeri kebanyakan dana jangka pendek, kalau kita biayai proyek jangka panjang harus punya dana CKPN jugal makanya kita harus gabung," ujar Kartika.

Namun demikian, Kartika menekankan komitmen Bank Mandiri untuk terus membiayai beragam proyek infrastruktur.

Ia menuturkan, setiap tahun Bank Mandiri mencantumkan dana sekira 1 miliar dollar AS di dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) untuk pembiayaan infrastruktur.

Selain itu, untuk keperluan pembiayaan infrastruktur, Bank Mandiri juga bekerja sama dengan berbagai lembaga keuangan.

Kartika mencontohkan, perseroan sudah menggandeng Bank Pembangunan China (CDB) dan akan menjajaki kerja sama dengan pihak dari Jepang.    

Kompas TV Porsi Pembiayaan Infrastruktur Bank Mandiri 15%

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com