Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut: Garuda Lakukan Renegosiasi Kontrak dengan Rolls Royce

Kompas.com - 24/01/2017, 14:32 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) Arif Wibowo bertemu dengan Menteri BUMN Rini Soemarno, Senin (24/1/2017).

Pertemuan tersebut diakui Arif membahas rencana kerja Garuda Indonesia termasuk membahas permasalahan yang saat ini sedang mencuat yakni aksi suap Rolls Royce kepada mantan Direktur Utama Garuda yakni Emirsyah Satar.

"Kami sampaikan bahwa korporasi sudah menjalankan GCG-nya dengan semaksimal mungkin," kata Arif.

Menurut Arif, pihaknya sudah melakukan efisiensi dan renegosiasi kontrak secara besar-besaran yang dinilai bakal mendatangkan kerugian bagi perusahaan jasa penerbangan pelat merah ini.

"Sebenarnya kami sudah dari awal. Dari dua tahun yang lalu, kami sudah melakukan renegosiasi besar-besaran terhadap kontrak-kontrak yang ada. Kami renegosiasi kontrak-kontrak Airbus, restructurisasi Airbus, kemudian kontrak perawatan pesawat, termasuk di dalamnya kontrak Rolls Royce juga kami renegosiasi," terangnya.

Diakui Arif, upaya efisiensi yang dilakukan Garuda Indonesia semata-mata agar perusahaan jasa penerbangan pelat merah ini tidak merugi. Pihaknya secara besar-besaran melakukan efisiensi pengeluaran biaya yang dinilai kurang kompetitif.

"Memang dua tahun terakhir ini kami sangat fokus, bagaimana biaya bisa kompetitif, yang kedua overhead cost kita, juga harus dibuat lebih kompetitif lagi, itu dua pilar utama yang dalam dua tahun terakhir kita garap," sebut Arif.

Terkait dengan kasus yang membelit Rolls Royce dengan Emirsyah Satar, pihaknya mengaku tidak melakukan pemutusan kontrak secara sekaligus, melainkan hanya melakukan renegosiasi kontrak yang ada.

"Kami menjalankan amanat kontrak yang ada, karena kita memiliki fleet plan yang sudah didesain 10 tahunan. Kita lebih fokus bagaimana semua fleet cost, atau biaya yang terkait biaya armada. Kan ada tiga komponen, biaya leasing, biaya perawatan dan asuransi, jadi semuanya kami renegosiasi," jelas Arif.

Namun demikian, ketika ditanya berapa besaran hasil efisiensi setelah renegosiasi dengan Rolls Royce, Arif enggan menyebutkan besarannya.

Dirinya hanya menyebut efisiensi yang dilakukan di 2016 menghasilkan 170 juta dollar Amerika Serikat dan di 2017 pihaknya berharap dapat melakukan efisiensi sebesar 200 juta dollar AS.

"Rahasia. Kalau 50 persen enggak tapi terjadi penurunan yang cukup signifikan. Di 2016 (efisiensi) 170 juta dollar AS. Diharapkan sekitar 200 juta dollar di 2017, karena kita masih tetap berharap fleet cost, dan overhead cost itu turun. Kami berusaha supaya garuda bisa tetap kompetitif," pungkas Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com