Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi Membeli Saham Grup Bakrie yang Sedang "Kinclong"

Kompas.com - 27/01/2017, 16:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Tren kenaikan saham-saham terafilisasi grup Bakrie diprediksi berlanjut. Kendati demikian, investor yang ingin coba-coba masuk ke saham-saham ini disarankan membatasi risiko. 

Caranya, dengan menetapkan angka stoploss apabila sewaktu-waktu pergerakan sahamnya berbalik arah.

Saham-saham yang terafiliasi grup Bakrie itu antara lain PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP), PT Darma Henwa Tbk (DEWA), dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), serta PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).

(Baca: Saham Bakrie Mulai Bangun dari Tidur Panjang)

Head of research and consulting services PT Infovesta Utama Edbert Suryajaya melihat ada potensi saham-saham grup Bakrie berlanjut.

“Namun tren kenaikannya tidak bisa dipastikan berapa lama,” kata Edbert kepada Kompas.com, Jakarta, Jumat (27/1/2017).

Menurut Edbert, kenaikan saham-saham tersebut beberapa pekan terakhir disebabkan oleh sentimen positif terhadap fundamental perusahaan.

Hal ini kata dia, nampak terjadi pada saham BUMI dan ELTY. ELTY dikabarkan juga akan melakukan restrukturisasi utang.

Edbert menambahkan, adanya sentimen positif yang didorong fundamental untuk beberapa saham tersebut bisa menjadi pertimbangan investor.

“Namun saran saya, batasi risiko dengan menetapkan angka stoploss, dan amati terus perkembangan isu terkait grup (Bakrie) ini,” imbuhnya.

Angka stoploss, sederhananya yaitu angka dimana investor akan menjual saham ketika keuntungan sudah tergerus.

Contohnya, ketika saham itu dibeli pada harga Rp 10 per lembar saham, lalu saat ini harganya sudah di level Rp 20 per lembar saham, maka investor bisa menetapkan akan menjual di harga Rp 18 per lembar saham.

“Jadi kalau harga naik terus, stoploss tidak terjadi. Tetapi kalau harga berbalik turun, di Rp 18 investor jual sahamnya untuk amankan keuntungan,” kata Edbert.

(Baca: Saham BUMI Masuk LQ45, Ini Kata Analis...)

Sebagai contoh, saham BUMI pada penutupan perdagangan kemarin harga sahamnya sudah di angka Rp 476 per lembar saham.

Harga saham BUMI sudah naik sembilan kali lipat dalam kurun waktu empat bulan, yang waktu itu di level Rp 50 per lembar saham.

Meskipun kelihatannya ada peluang saham terus naik, akan tetapi Edbert menyarankan investor untuk menetapkan angka stoploss-nya.

“Kalau di level berapa, itu kembali ke investor masing-masing. Tergantung view investor seperti apa,” ucap Edbert.

Kompas TV Saham Grup Bakrie Disuspend

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bagaimana Proyeksi IHSG Hari Ini? Simak Rekomendasi Sahamnya

Bagaimana Proyeksi IHSG Hari Ini? Simak Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Whats New
[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Whats New
[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Whats New
5 Kebiasaan yang Bisa Diterapkan agar Keuangan Sehat

5 Kebiasaan yang Bisa Diterapkan agar Keuangan Sehat

Spend Smart
Memahami Pajak Investasi Emas

Memahami Pajak Investasi Emas

Whats New
Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

Whats New
Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Whats New
Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Whats New
Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com