Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT Beberkan Penyebab Anjloknya KA Babaranjang di Sumatera Selatan

Kompas.com - 30/01/2017, 20:00 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan penyebab utama anjloknya kereta api (KA) Babaranjang seri 3008 di antara Stasiun Lubuk Rukam-Stasiun Peninjawan Sumatera Selatan.

Menurut KNKT, anjloknya KA Babaranjang seri 3008 disebabkan oleh adanya rel yang patah.

Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian KNKT Suprapto menjelaskan, patahnya rel tersebut disebabkan karena pelaksanaan pekerjaan penyambungan rel yang tidak sesuai dengan prosedur.

Menurut dia, pengerjaan pembuatan lubang baut di badan rel yang seharusnya menggunakan mesin bor. Tetapi pada praktiknya dilakukan dengan menggunakan las pijar.

"Sehingga bentuk lubang baut tidak sempurna dimana bentuk permukaanya berupa takikan yang kemudian menjadi pangkal retakan dan berakibat pada patahnya rel," ujar Suprapto dalam keterangan tertulis Jakarta, Senin (30/1/2017).

Selain itu, kata Suprapto, tim Investigasi kecelakaan KNKT menemukan penyebab lain dalam anjloknya KA tersebut seperti, penyambungan pada bekas sambungan rel yang pernah patah dilakukan dengan metode pengelasan yang tidak menggunakan las thermit ataupun las elektroda.

Sehingga, terjadi porositas yang menjadi awal retak dan mengakibatkan rel patah, kondisi jalan rel yang tidak baik.

KNKT juga menemukan fakta lain, yakni tidak adanya ketersediaan rel maupun pelat sambung, dan tingginya selisih perawatan komponen jalan rel di Sub Divre III.2/Divre IV Tanjungkarang.

Serta, tidak dilakukannya evaluasi terhadap kondisi prasarana dan siklus perawatan jalur kereta api setelah dioperasikannya KA Babaranjang 60 rangkaian gerbong dengan berat muat 50 ton. 

Temuan lain, yakni tidak dijelaskannya dalam SOP maupun dalam ketentuan mengenai standar keandalan dari perawatan berdasarkan kelas jalur kereta api. Sehingga tidak ada acuan atau target dalam mempertahankan konsistensi hasil perawatan.

Rekomendasi Pembenahan

Atas kejadian itu, KNKT telah memberikan tiga rekomendasi ke PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) untuk melakukan pembenahan.

Pertama, melakukan kajian teknis mengenai dampak pengoperasian KA babaranjang dengan 60 rangkaian gerbong batubara.

Serta, menerapkan pembuatan daftar risiko dan profil risiko serta tingkat keamanan secara rutin di Divisi Regional IV Tanjungkarang.

Kedua, agar KAI melakukan pelatihan terhadap tenaga pemeriksa dan perawatan jalur KA, Melaksanakan pemeriksaan terhadap hasil pengelasan sambungan rel secara rutin oleh sumber daya manusia (SDM) yang bersertifikasi dan peralatan sesuai ketentuan.

Halaman:



Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com