JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Dian Ediana Rae mengimbau agar usaha penukaran valuta asing (KUPVA) bukan bank (BB) mengajukan izin kepada Bank Indonesia (BI).
Ini untuk menghindari risiko tindak pidana penyalahgunaan KUPVA BB tersebut. Dian mengungkapkan, pihaknya mengapresiasi perbaikan pengawasan dan regulasi yang dilakukan oleh BI.
Pasalnya, pihaknya telah mengidentifikasi berbagai kejahatan yang menggunakan KUPVA BB, seperti korupsi maupun penyalahgunaan narkotika dan pendanaan teroris.
“Kami intens melihat kemungkinan ini. Semua KUPVA harus berizin, sehingga tidak berurusan dengan persoalan hukum di kemudian hari,” ungkap Dian di Jakarta, Senin (30/1/2017).
Dian mengungkapkan, ke depan pihaknya akan membangun sistem terintegrasi dari semua lembaga keuangan dan non-keuangan.
Menurut Dian, PPATK tidak hanya menangani tindak pidana korupsi, namun ada 26 jenis kejahatan keuangan lainnya. Dian menyatakan, tindak kejahatan tersebut di antaranya adalah kejahatan fiskal, narkotika, dan sebagainya.
“Sudah ada indikasi kuat lembaga seperti KUPVA tidak berizin dimanfaatkan untuk jenis kejahatan ini,” jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.