Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi di Reksa Dana Berbasis SBN Kini Hanya Rp 40.000

Kompas.com - 02/02/2017, 13:20 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia bisa turut berpartisipasi dalam pembangunan dengan cara membeli reksa dana berbasis surat berharga negara (SBN).

Menariknya, kini investasi di reksa dana jenis ini, yang dinamakan Exchange Traded Fund (ETF) cukup dengan Rp 40.000 saja per satu lot.

ETF atau instrumen reksa dana dengan pengelolaan berbasis SBN ini ditawarkan oleh PT Indo Premier Investment Management (IPIM) melalui satu produk baru yang diluncurkan Kamis (2/2/2017) ini. 

Nama produknya yaitu Premier Exchange Traded Fund (ETF) Indonesia Sovereign Bonds (Premier ETF Indosob) dengan kode: XISB).

Direktur Utama IPIM, Diah Sofiyanti mengatakan, IPIM telah memiliki delapan produk reksa dana berbasis saham (baik indeks maupun sektoral). Dan sekarang IPIM meluncurkan reksa dana berbasis SBN.

"Hanya dengan Rp 40.000, kita bisa membeli empat seri SBN yang jangka waktunya cukup panjang," kata dia di Jakarta, Kamis (2/2/2017).

Diah mengatakan, instrumen ini sangat menarik bagi investor ritel. Karena tenornya yang jangka panjang, antara 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun, maka imbal hasil investasinya cukup menarik, bisa mencapai 9,14 persen.

Selain itu, instrumen ini sangat aman dan nyaman karena lebih dari 80 persen dana kelolaan akan ditempatkan di SBN. Bahkan, Diah mengharapkan porsi penempatan ke SBN bisa mendekati 100 persen.

"Jadi seperti Anda ini, bisa tetap bekerja tetapi ikut andil dalam pembangunan Indonesia, dengan tetap merasakan imbal hasil menarik," kata Diah.

"Instrumen ini transaksinya mudah, fleksibel bisa diperdagangkan, tetapi dengan harga yang tidak mahal."

Tax Amnesty

Selain untuk masyarakat umum seperti pekerja, instrumen ini juga bisa dimanfaatkan oleh para pemilik dana yang mengikuti program pengampunan pajak, dan membutuhkan instrumen investasi penempatan dana.

"Pemilik dana yang mau masuk ke Indonesia untuk tax amnesty, mereka kan butuh sesuatu yang aman dan nyaman, reksa dana jenis ETF kami pikir salah satu pilihan," imbuh Diah.

Sementara itu, bagi investor institusi, Premier ETF Indosob ini juga sangat membantu.  Misalnya untuk dana pensiun dan asuransi, terutama untuk memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 1/2016.

Peraturan ini mewajibkan lembaga jasa keuangan non-bank untuk memiliki Surat Utang Negara (SUN) dan atau SBN minimal 30 persen.

"Masih banyak yang belum memenuhi ketentuan ini. Tahun kemarin saja 20 persen, belum selesai. Instrumen ini kami harapkan bisa membantu mereka untuk investasi tetapi tidak mahal. Jadi yang kecil-kecil bisa ikut," kata Diah.

Untuk mengelola Premier ETF Indosob ini, IPIM menggandeng PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai bank kustodian dan PT Indo Premier Securities sebagai dealer partisipan.

IPIM telah memiliki delapan ETF berbasis saham. Salah satunya yakni Premier ETF LQ-45 (kode: R-LQ45X). Pada ETF ini, hanya dengan Rp 80.000 per lot, investor bisa memiliki 45 saham paling likuid di bursa.

Kompas TV Kapan Waktu Yang Tepat Berinvestasi Reksa Dana?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com