Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Posisi Wadirut Pertamina Dihapus

Kompas.com - 03/02/2017, 17:51 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada bulan Agustus 2016 lalu, Dewan Komisaris Pertamina mengusulkan kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar ditambahkan jabatan wakil direktur utama (wadirut) di perusahaan energi nasional itu. Namun kini, melihat masalah dualisme kepemimpinan di tubuh Pertamina, Dewan Komisaris kembali meminta agar jabatan tersebut dihapus.

Demikian disampaikan Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno terkait pencopotan dua direksi Pertamina, yakni Direktur Utama Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama Ahmad Bambang (Abe) di Jakarta, Jumat (3/2/2017).

Kegagalan duet Dwi dan Abe akhirnya membuat Dewan Komisaris Pertamina kembali menghapus posisi wadirut.

Rini menuturkan, awalnya Dewan Komisaris merasa perlu penguatan struktur organisasi Pertamina. Sebab, BUMN energi itu ke depan akan mengemban pekerjaan yang sangat berat.

Pertamina memiliki sejumlah megaproyek seperti revitalisasi kilang antara lain Dumai dan Balikpapan, serta pembangunan kilang baru seperti kilang Tuban. Pertamina juga mengemban tanggungjawab mendistribusikan bahan bakar minyak (BBM) satu harga.

Tak hanya itu, guna meningkatkan ketahanan energi, Pertamina juga dituntut agresif mencari sumber-sumber minyak bahkan sampai luar negeri. Terakhir, Pertamina juga diharapkan menyelesaikan pembentukan induk usaha (holding) BUMN energi.

"Berdasarkan itu Dewan Komisaris (Agustus 2016) menulis surat kepada kami bahwa dibutuhkan posisi wadirut," kata Rini. Namun dalam perjalannya, Rini mengatakan, ada permasalahan kepemimpinan yang ditemukan oleh Dewan Komisaris selaku pengawas Pertamina. Dewan Komisaris pun akhirnya melakukan interview kepada semua direksi.

Hasilnya, kata Rini, permasalahan kepemimpinan sudah akut dan membahayakan stabilitas Pertamina. Mengingat banyaknya pekerjaan besar yang menunggu di depan mata, Dewan Komisaris pun mengusulkan kepada Menteri BUMN selaku pemegang saham untuk memberhentikan dua pucuk pimpinan Pertamina.

Menerima usulan dari Dewan Komisaris, Rini lantas melaporkan hal tersebut di hari yang sama, kemarin, kepada Presiden RI Joko Widodo. Setali tiga uang, Jokowi menilai masalah kepemimpinan dapat mengganggu stabilitas Pertamina.

"Pada dasarnya Dewan Komisaris merasa bahwa mungkin dengan sistem Dirut dan Wadirut ini juga tidak tepat. Oleh karena itu, pada saat yang sama (dengan pemberhentian) posisi wadirut dihilangkan," imbuh Rini.

Dwi selanjutnya digantikan oleh pejabat sementara Yenni Andayani. Yenni akan menjabat selama 30 hari ke depan, sampai ada usulan baru dari Dewan Komisaris. Sementara itu, posisi wadirut ditiadakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com