Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lampaui Nasional, Pertumbuhan Ekonomi DKI 2016 Capai 5,85 Persen

Kompas.com - 07/02/2017, 07:29 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada tahun 2016 mencapai 5,85 persen secara tahunan (yoy).

Angka ini melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,02 persen (yoy) dan sedikit turun dibandingkan 5,89 persen (yoy) pada tahun 2015 silam.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta Doni P Joewono menuturkan, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada 2016 didorong membaiknya konsumsi rumah tangga, sejalan terjaganya daya beli masyarakat yang ditopang terkendalinya inflasi.

Membaiknya pertumbuhan ekonomi nasional yang didorong daerah penghasil sumber daya alam juga turut menopang pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.

"Pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh konsumsi Lembaga Non-Publik yang melayani Rumah Tangga (LNPRT), sejalan dengan berlangsungnya serangkaian kegiatan terkait dengan Pemilihan Kepala Daerah," ujar Doni dalam keterangan resminya, Selasa (7/2/2017).

Doni menyebut, pertumbuhan ekonomi tidak mampu tumbuh lebih tinggi dari tahun 2015 karena pelemahan belanja pemerintah pada tahun 2016.

Penghematan anggaran di tingkat pemerintah pusat untuk mengurangi defisit APBN, berdampak pada kontraksi pertumbuhan konsumsi pemerintah di DKI Jakarta pada akhir tahun.

Hal ini berdampak pada melemahnya pertumbuhan PDRB kuartal IV 2016 yang mencapai 5,51 persen (yoy) dibandingkan kuartal III 2016 yang mencapai 6,10 persen (yoy). Penghematan anggaran juga berimplikasi pada penundaan pemberian Dana Bagi Hasil (DBH) kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Ini berimplikasi pada tertundanya beberapa proyek di Jakarta sehingga menyebabkan investasi bangunan di Jakarta tumbuh melambat," tutur Doni.

Dari sisi lapangan usaha, membaiknya konsumsi di ibukota turut mendorong peningkatan pertumbuhan sektor perdagangan, informasi dan telekomunikasi, transportasi dan pergudangan, serta jasa perusahaan.

Adapun sektor industri pengolahan pada tahun 2016 ini tumbuh melemah sejalan kinerja ekspor DKI Jakarta yang masih mengalami pertumbuhan negatif.

BI memperkirakan perbaikan dan pertumbuhan ekonomi akan terus berlanjut pada tahun 2017. Pertumbuhan ekonomi masih akan didukung konsumsi rumah tangga dan investasi pemerintah melalui kelanjutan pembangunan berbagai proyek infrastruktur strategis dan proyek infrastruktur pendukung untuk penyelenggaraan Asian Games tahun 2018.

"Namun demikian, perlu diwaspadai adanya risiko harga minyak dunia yang mulai merangkak naik, yang berdampak pada kenaikan harga BBM dan komoditas energi lainnya di Indonesia, yang berpotensi menahan pertumbuhan konsumsi rumah tangga," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com