Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Pemerintah Jangan Sebabkan Ketidakpastian Ekonomi

Kompas.com - 07/02/2017, 11:51 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa stabilitas dan konsistensi kebijakan pemerintah menjadi hal yang tak boleh diabaikan pada tahun ini. Menurut dia, hal itu penting untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi tahun ini. 

"Pemerintah tidak menjadi faktor yang menyebabkan ketidakpastian," kata wanita yang akrab disapa Ani itu, di Jakarta, Selasa (7/2/2017).

Seperti diketahui, sepanjang 2016, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,02 persen.Meskipun tak mencapai target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P), namun laju perekonomian naik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 4,79 persen.

Oleh sebab itu, Ani berharap stabilitas dan konsistensi kebijakan pemerintah kembali dapat mendorong perekonomian Indonesia di 2017 ini.

Optimistis

Dengan adanya stabilitas dan konsistensi kebijakan pemerintah, Ani berharap pertumbuhan konsumsi nasional dapat terjaga seperti rata-rata pertumbuhannya 10 tahun terakhir, yakni sekitar 5 persen.

Dari sisi investasi, Ani optimistis tahun ini akan lebih besar dibandingkan tahun lalu. Optimisme tersebut didasarkan pada proyeksi pertumbuhan kredit menurut Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Dua lembaga tersebut memproyeksi pertumbuhan kredit di tahun ini akan tumbuh lebih tinggi dibanding tahun lalu. Selain iru, pasar modal yang cukup kondusif juga dapat menjaga momentum investasi.

"Kemudian dari BUMN, Penyertaan Modal Negara yang kita berikan dua tahun berturut-turut, 2015-2016, diharapkan di 2017 ini menunjukkan hasilnya," kata mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.

Terakhir, dari sisi ekspor, Ani berharap dinamika politik global tidak mengganggu permintaan produk dan komoditas ekspor dari Indonesia.

"Secara umum kinerja perekonomian 2016 sudah memberikan banyak sinyal positif meskipun suasana internasional menekan kita. Kita ingin menjaga momentum positif itu," pungkasnya.

Kompas TV Pemerintah Batasi Defisit Anggaran Tidak Lebih dari 3%
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com