Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Reksa Dana ETF (Bagian 1)

Kompas.com - 08/02/2017, 12:31 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pilihan produk investasi saat ini semakin beragam. Masyarakat harus jeli memilih mana yang sesuai dengan kebutuhan sehingga memberikan keuntungan yang optimal. Salah satu produk investasi yang saat ini ada di pasaran yaitu reksa dana yang dapat diperdagangkan di bursa atau exchange traded fund (ETF).

Beberapa waktu lalu Kompas.com sempat berbincang dengan Diah Sofiyanti, Presiden Direktur PT Indo Premier Investment Management, untuk menggali apa itu ETF dan apa kelebihannya dibandingkan instrumen lain.

Apa itu ETF?

ETF sejatinya adalah produk reksa dana, hanya saja reksa dana jenis ini dapat diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Sama seperti reksa dana terbuka lainnya, ETF ini juga merupakan kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya dicatatkan dan diperdagangkan di bursa seperti saham.

Sebagaimana reksa dana konvensional, dalam ETF ini ada pula manajer investasi dan bank kustodian. Pada dasarnya ETF ini sama seperti umumya reksa dana, yang membedakan adalah keunggulannya yang bisa diperjualbelikan melalui Bursa Efek Indonesia selama jam bursa berlangsung.

Apa keunggulan ETF dibandingkan instrumen lain?

Instrumen investasi ETF memiliki banyak keunggulan dibandingkan yang lainnya. Beberapa keunggulan tersebut antara lain: fleksibel, diversifikasi otomatis, transparan, likuid (mudah dijual), biayanya relatif murah, akurat dan efisien, risiko terukur, alokasi aset, dan pengawasannya berlapis.

Apa manfaat ETF bagi investor?

Melalui ETF, investor dapat membeli atau menjual kumpulan saham unggulan dengan sangat cepat. Dengan begitu, investor tersebut dapat dengan cepat pula mengambil peluang dan atau menghindari risiko kerugian.

Artinya, hanya dengan satu order, investor dapat meningkatkan atau menurunkan eksposur sahamnya. Bagi investor ritel yang belum pandai memilih saham dari 400 saham yang ada di Bursa Efek Indonesia, ETF ini memungkinkan mereka untuk membeli saham berisiko tinggi dan tidak likuid. Kenapa?

Melalui diversifikasi otomatis melalui ETF, investor ritel dapat memiliki kumpulan saham unggulan dengan nilai investasi kecil. Contohnya, hanya dengan Rp 39.000 saja investor sudah dapat memiliki 30 saham dengan kapitalisasi terbesar dengan cara membeli ETF IDX30.

Contoh lain yaitu, hanya dengan Rp 58.000 saja investor dapat mengoleksi 30 saham syariah dengan cara membeli ETF Jakarta Islamic Index. Indo Premier sendiri memiliki produk tersebut dengan kode perdagangan XIIT dan XIJI.

Apa perbedaan ETF dengan instrumen reksa dana lainnya?

ETF memiliki beberapa jenis. Oleh karenanya, masing-masing jenis memiliki perbedaan yang unik dibandingkan dengan reksa dana lainnya.

Pertama, jika dibandingkan reksa dana konvensional maka ETF indeks memiliki kinerja yang sama dengan indeks acuannya. Sehingga, investor dapat secara maksimal mengambil peluang jual atau beli sesuai pergerakan pasar saham indeks tersebut.

Kedua, pada reksa dana konvensional jual-beli hanya dapat dilakukan sebelum waktu penutupan, yaitu pukul 13.00 di harga yang terbentuk pada saat penutupan pasar pukul 16.00.

Sebaliknya, pada ETF investor bisa melakukan jual-beli setiap detik selama jam bursa di harga yang diinginkan oleh investor. Hal ini memberikan fleksibilitas dan transparansi bagi strategi investasi investor.

Kompas TV Kapan Waktu Yang Tepat Berinvestasi Reksa Dana?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com