Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Meninggalnya Penumpang Garuda Indonesia Rute Makassar-Jakarta

Kompas.com - 08/02/2017, 20:01 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan plat merah Garuda Indonesia menjelaskan kronologi kejadian meninggalnya salah satu penumpang pada penerbangan GA-611 dengan rute Makassar-Jakarta Rabu (8/2/2017).

VP Corporate Communication Garuda Indonesia Benny S Butarbutar menerangkan, penerbangan tersebut berangkat dari Makassar pukul 06.20 WITA dan akan mendarat di Jakarta pada pukul 07.45 WIB.

Namun, mendekati tujuan terdapat seorang penumpang yang pingsan. Kemudian, awak pesawat langsung memberikan pertolongan pertama kepada penumpang. Diketahui penumpang tersebut bernama Djafar Afghani berusia 41 tahun yang duduk di kursi kelas ekonomi nomor 22K.

"Sekitar 20 menit sebelum mendarat, penumpang pingsan, dan pilot mengumumkan kepada seluruh penumpang di penerbangan GA 611 apakah ada penumpang yang berprofesi sebagai dokter," ujar Benny dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (8/2/2017).

Setelah pengumuman tersebut, kata Benny, terdapat penumpang yang mengaku berprofesi dokter. Kemudian, dokter tersebut melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kondisi penumpang.

"Setelah melakukan pemeriksaan, dirasa perlu adanya penanganan lebih lanjut (medical assistance) untuk penumpang yang bersangkutan," imbuhnya.

Awak pesawat, terang Benny, juga langsung berkoordinasi dengan tim ground handling Bandara Soekarno-Hatta untuk  pengadaan ambulance. Awak pesawat meminta petugas menyiapkan ambulance  di sisi parkir pesawat untuk membawa penumpang ke Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soetta.

Setelah mendarat, penumpang dibawa ke ambulance dengan menggunakan fasilitas ambulift yang didampingi salah seorang rekan penumpang. Selain itu penumpang juga didampingi oleh tim ground handling Garuda dan Bandara Soekarno-Hatta.

"Dengan ambulance, penumpang langsung menuju ke Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta," terangnya.

Setibanya di Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno Hatta, penumpang segera mendapatkan pemeriksaan oleh dokter yang bertugas. Namun sayangnya, nyawa penumpang tersebut tidak tertolong. Dokter menyatakan penumpang meninggal karena serangan jantung.

Dalam hal ini, Benny mengklaim, maskapai telah melakukan prosedur penanganan penumpang yang sakit sesuai dengan prosedur yang ada. Menurut dia, maskapai selalu mengedepankan keselamatan penumpang selama melaksanakan penerbangan, khususnya jika diketemukan penumpang yang mengalami penyakit serius selama penerbangan.

"Garuda Indonesia juga turut membantu mempersiapkan fasilitas penunjang proses pemulangan jenazah. Tindakan tersebut merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mengedepankan layanan terbaik kepada penumpang," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com