Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raksasa Logistik Dunia Cemaskan Kebijakan Perang Dagang Trump

Kompas.com - 09/02/2017, 10:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Bloomberg

KOPENHAGEN, KOMPAS.com - Raksasa perkapalan logistik A.P. Moller-Maersk A/S mencermati kebijakan pemerintahan baru AS yang kabarnya akan melakukan perang dagang dengan China.

Namun demikian, penolakan Presiden Donald Trump terkait perjanjian perdagangan dengan Amerika Utara dan Eropa dinilai hanya berdampak kecil bagi perseroan.

"Ketika pembicaraan mengarah kepada potensi perang dagang dengan China, kami akan memperhatikan. Itu akan memberikan dampak yang sangat negatif terhadap bisnis kami," ungkap CEO A.P. Moller-Maersk A/S Soren Skou seperti dilansir dari Reuters, Kamis (9/2/2017).

Maersk memproyeksikan pasar logistik dengan moda kapal akan tumbuh sekira 2 persen sampai 4 persen tahun ini. Akan tetapi, potensi perang dagang antara AS dengan China diprediksi dapat menghancurkan proyeksi tersebut.

Retorika Trump sejauh ini menunjukkan bahwa dirinya siap dengan perang dagang tersebut. Trump sudah menuduh China melakukan manipulasi nilai tukar mata uang.

Para analis dari Goldman Sachs mengestimasi, jika Trump menjatuhkan tarif terhadap China hingga mencapai 10 persen, maka ekspor negara tersebut ke AS akan anjlok 25 persen.

Ini pun akan membuat pertumbuhan ekonomi China merosot 1 persen poin. Selain itu, respon dari China atas perang dagang dari AS pun akan membuat pertumbuhan ekonomi AS turun seperempat persen poin.

Dengan kata lain, kedua negara akan mengalami kerugian terkait perdagangan secara signifikan yang dampaknya juga akan terasa di seluruh dunia.

Rute terpenting bagi Maersk adalah lalu lintas kontainer dari Asia dan dikirim ke Eropa. 

Kompas TV Sri Mulyani Memantau Kebijakan Ekonomi Donald Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com