Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai Kembali Melonjak, Mungkinkah karena Faktor Alam?

Kompas.com - 10/02/2017, 08:15 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Persoalan naik turunnya harga pangan selalu menjadi perdebatan sengit, dari waktu ke waktu pemerintah sebagai pemangku kepentingan selalu berusaha menyelesaikan masalah komoditas strategis seperti cabai.

Kerap kali faktor alam menjadi sengkarut masalah melonjaknya harga pangan, tak lain, masalahnya lagi-lagi curah hujan tinggi atau musim kemarau panjang. 

Akibatnya, produksi menurun di tingkat petani, pasokan ke pasar menurun, dan kelangkaan barang hingga berdampak pada naiknya harga komoditas.

(Baca: Ini Jurus Pemerintah Redam Gejolak Harga Cabai)

Selain faktor alam, rantai distribusi yang masih panjang juga dinilai berpotensi menjadi ladang permainan ambil untung yang berlebih dari berbagai pihak. Mulai dari pengepul, pengirim, hingga bandar di pasar.

Pengamat pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas mengatakan, lonjakan harga cabai diprediksi baru akan stabil pada akhir Februari hingga Maret mendatang. Hal itu disebabkan oleh sentra-sentra cabai di berbagai daerah akan mengalami musim panen cabai.

"Di beberapa sentra, Februari ini sudah mulai panen, tapi panen sekarang ini mulai cukup terganggu, terutama oleh karena curah hujan, dan juga kerusakan akibat penyakit, jadi itu sebagai penyebab mengapa harga cabai sekarang belum bisa diturunkan pada saat ini," ujar Andreas saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (9/2/2017).

Dirinya menuturkan, persoalan lonjakan harga cabai saat ini memang faktor utamanya adalah faktor cuaca dan juga petani yang sedang menebus kerugian.

"Saya melihat ini faktor alam saja, dan sekarang ini petani dapat dibilang menebuslah, mereka ini rugi, dengan harga seperti sekarang ini bisa menutupi kerugian mereka, karena panen saat ini juga terganggu turun 40 persen sampai 60 persen, jadi kalau harga tinggi sekarang ini wajar-wajar saja," tuturnya.

Menurut Andreas, pemerintah tidak perlu melakukan intervensi yang berlebih karena harga cabai di tingkat petani sudah tinggi.

"Pemerintah tidak usah terlalu intervensi karena memang sekarang di level petani sudah tinggi," paparnya.

Hal itu terjadi karena pada saat ini para pedagang tengah bersaing mendapatkan pasokan cabai, bila pemerintah ikut turut bersaing mendapatkan pasokan, akan semakin membuat harga cabai semakin tinggi.

"Pedagang berebut barang (cabai) sekarang, kalau pedagang berebut barang dan pemerintah ikut-ikutan berebut barang malah kacau sehingga memicu harga semakin tinggi," ungkapnya.

Alasan petani

Salah satu koordinator Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) asal Magelang, Jawa Tengah, Tunov Mondro Atmojo mengakui, faktor cuaca dapat memengaruhi produksi komoditas cabai rawit.

Halaman:


Terkini Lainnya

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com