Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modal Masih Cekak, Waskita Toll Road Buka Peluang Divestasi Saham ke Swasta

Kompas.com - 17/02/2017, 20:53 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk, yaitu PT Waskita Toll Road menjajaki pihak swasta untuk menjadi investornya melalui skema pengalihan saham, untuk menambah modal.

Baru saja, Waskita Toll Road mendapatkan tambahan modal dari PT Taspen (Persero) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sebesar Rp 3,5 triliun. Investasi Taspen dan SMI tersebut merupakan salah satu program Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA).

PINA merupakan program pembiayaan untuk menjembatani kebutuhan proyek infrastruktur dengan modal besar, di luar dari anggaran pemerintah. Namun, meskipun sudah mendapatkan tambahan Rp 3,5 triliun, modal Waskita Toll Road untuk mengerjakan seluruh proyek jalan tol hingga 2019 masih belum cukup.

Modal yang dibutuhkan sekitar Rp 21 triliun atau 30 persen dari kebutuhan investasi sebesar Rp 70 triliun. Jika ditambah modal internal, maka modal yang terkumpul baru Rp 9,5 triliun, atau masih kurang Rp 11,5 triliun.

Waskita Toll Road pun berencana mencari pemodal lain lagi melalui program PINA. "PINA ini kan non-APBN. Sehingga bukan hanya BUMN, tetapi dari swasta juga boleh," kata Presiden Direktur Waskita Toll Road Herdiwiyakto, di Jakarta, Jumat (17/2/2017).

Herdiwiyakto menjelaskan, Taspen menanamkan modal sebesar Rp 2 triliun dan mendapatkan 16,6 persen saham Waskita Toll Road. Sementara SMI menanamkan modal sebesar Rp 1,5 triliun dan mendapatkan 12,4 persen saham Waskita Toll Road.

Untuk memperkuat modal, Herdiwiyakto mengatakan di samping PINA, mereka akan melakukan aksi korporasi lain salah satunya melalui divestasi. Namun, mengenai wacana penawaran umum saham perdana atau IPO, Herdiwiyakto memastikan hal itu tidak akan dilakukan pada tahun ini.

"IPO enggak jadi. Tahun ini divestasi saja," kata dia. Menurut Herdiwiyakto, banyak pertimbangan sebelum melantai di bursa, salah satunya yakni kinerja keuangan yang sudah cukup kuat.

Proyek infrastruktur seperti jalan tol baru akan balik modal setelah tahun keenam. "Pada tahun ke-4 sampai ke-6 itu masih berdarah-darah. Jadi, enggak mungkin IPO. Operasinya kan masih minus, sehingga kinerja keuangan relatif kecil," tutur Herdiwiyakto.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk (WSKT) M Choliq mengatakan, saat ini sebenarnya satu-satunya anak usaha yang kemungkinan bisa di-IPO-kan adalah PT Waskita Toll Road.

"Tetapi, kemungkinan itu menurut saya masih cukup rendah karena karakteristik dari bisnis toll road itu, pada saat pelaksanaan proyek itu perusahaan tidak memperoleh laba. Sehingga ya kurang menarik lah," kata Choliq di Jakarta, Jumat (25/11/2016).

(Baca: Waskita Karya Belum Siap IPO-kan Anak Usahanya Tahun Depan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com