Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

INSA Minta Pengusaha Pelayaran Terapkan Peraturan IMO

Kompas.com - 24/02/2017, 11:00 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi pengusaha perusahaan pelayaran angkutan niaga atau Indonesian National Shipowners Association (INSA) meminta kepada seluruh pengusaha pelayaran di Indonesia agar menerapakan dari International Maritime Organization (IMO).

Hal ini, untuk mendorong  peningkatan keselamatan Pelayaran Nasional.

Sekrertaris Umum INSA Budhi Halim mengatakan, kunjungan Sekjen IMO ke Indonesia perlu ditindakalnjuti dengan peningkatan segi keselamatan pelayaran nasional.

Salah satu hal yang harus dilakukan dalam meningkatkan keselamatan pelayaran nasional adalah secara nasional Indonesia telah ikut meratifikasi aturan - aturan yg dikeluarkan oleh IMO.

"Peraturan IMO yang sudah diratifikasi oleh pemerintah, sudah seyogyanya diterapkan secara utuh kepada pengusaha pelayaran nasional dan memonitor pengimplementasiannya dengan baik, " ujar Budhi dalam keterangan tertulis yang diterima Jakarta, Kamis (23/2/2017).

Menurut dia, jika peraturan IMO diterapkan maka dapat meniminalisasi terjadinya kecelakan kapal laut di Indonesia.

Selain itu, dapat memberikan citra positif terhadap kondisi keselamatan pelayaran nasional dan harus bisa ditingkatkan agar pengusaha pelayaran nasional memiliki reputasi internasional.

Meski demikian, Jelas Budhi, peningkatan keselamatan pelayaran perlu meliputi seluruh aspek pelayaran, baik pada pendidikan, tingkat kualifikasi pengajar, dan kualitas SDM pelaut itu sendiri.

Tidak hanya itu, perhatian pemerintah terhadap peraturan keselamatan pelayaran juga wajib memperhatikan perlindungan kesejahteraan SDM pelaut dan pengawasan keselamatannya

 "Sehingga  biaya tambahan yang dikeluarkan memiliki level of service yang baik, karena dengan di keluarkannya pertambahan extra cost-nya, harus sebanding dengan perlindungan SDM yang terawasi sehingga tertata dan terlindungi dengan baik," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan, saat ini Indonesia dipandang cukup penting oleh IMO.

Hal itu dikarenakan banyaknya jumlah armada nasional untuk menjadi pemenuhan minimum anggota atau kuorum persyaratan diberlakukannya regulasi yang dikeluarkan IMO yang mana Indonesia telah melakukan sebelumnya pada implementasi "Ballast water management".

"Secara kuantiti jumlah GRT kapal Indonesia cukup besar," katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal International Maritime Organization (IMO) Mr. Kitack Lim mengunjungi Indonesia pada Selasa (21/2).

Salah satu poin hasil pertemuan dengan Kementerian Perhubungan terkait kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama di bidang pelayaran, khususnya menyangkut keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan laut.

Selain itu, pemerintah dan Sekjen IMO juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan capacity building.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com