HONGKONG, KOMPAS.com — Sebagai upaya reformasi ekonomi dan menarik lebih banyak investasi asing, Arab Saudi melepas 5 persen kepemilikan saham perusahaan minyak terbesar di dunia, Saudi Aramco.
China dan Hongkong dipandang sebagai lokasi penempatan saham yang sesuai, mengapa demikian?
Direktur utama bursa efek Hongkong, Hongkong Exchanges and Clearing (HKEX), Charles Li, menyatakan, akses pada permodalan China dan peran China sebagai importir minyak terbesar menjadikannya pantas untuk masuk kandidat investor dalam listing saham Aramco.
Selain itu, perbankan China juga diharapkan memegang peranan. Li memberi contoh, Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) dan China International Capital Corporation (CICC) adalah beberapa perbankan China yang bisa ikut serta.
"Untuk IPO (penawaran umum perdana) dengan skala seperti itu, masuk akal bila diakses dengan basis permodalan yang sangat besar," ujar Li seperti dikutip CNBC, Selasa (28/2/2017).
Menurut dia, bursa saham Hongkong sudah melakukan diskusi dengan Aramco. HKEX juga bekerja sangat keras untuk bisa menyambut IPO yang kabarnya terbesar sepanjang sejarah tersebut.
Meski demikian, Li tidak menyebut secara terperinci terkait diskusi antara pihaknya dan Aramco terkait IPO. Adapun saham Aramco yang akan dilepas ke publik mencapai 5 persen.
Saham Aramco akan melantai di bursa efek Arab Saudi, Tadawul, dan satu lagi di pasar internasional. Potensi dana yang bisa diraih dari IPO Aramco ditaksir mencapai 100 miliar dollar AS. Kabarnya, Aramco mengincar salah satu bursa saham Asia sebagai pelabuhan sahamnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.