Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TI Berkembang Pesat, Perbankan Atur Ulang Strategi Bisnis

Kompas.com - 01/03/2017, 17:55 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi informasi (TI) begitu pesat hingga berdampak pada bisnis bank.

Industri perbankan Indonesia saat ini dipandang tengah mengalami masa transformasi signifikan yang didorong oleh teknologi.

Dalam survei bertajuk Banking Survey 2017 yang dilakukan oleh perusahaan konsutan dan riset Pricewaterhouse Coopers (PwC), 52 persen responden yang merupakan bankir menyatakan teknologi menjadi pendorong utama tranformasi bank mereka dalam tiga hingga lima tahun ke depan.

Sebanyak 71 persen bankir dari bank swasta lokal menyebut, teknologi adalah pendorong nomor satu bagi mereka, dibandingkan 42 persen bank asing.

“Tidak begitu jelas alasan terjadinya perbedaan ini, kemungkinannya adalah hal tersebut merupakan cerminan sudah dilaksanakannya investasi teknologi di bank-bank asing atau fakta bahwa bank-bank asing cenderung memiliki perbankan korporasi atau mungkin sekadar dorongan teknologi yang tidak begitu agresif,” ujar Jusuf Wibisana, Financial Services Industry Partner PwC Indonesia di Jakarta, Rabu (1/3/2017).

Jusuf mengungkapkan, bagaimanapun juga, teknologi dilihat oleh bank industri termasuk bank-bank skala menengah sebagai jalan untuk menyamakan arena persaingan dengan bank-bank yang lebih besar. Caranya adalah dengan menyediakan kanal baru untuk menjangkau nasabah sambil menurunkan biaya akuisisi nasabah dan pelayanan.

Hal ini terkait pula dengan layanan keuangan berbasis digital atau fintech, yang dalam survei lain yang dilakukan PwC dianggap sangat penting bagi sebagian besar pelaku pasar teknologi dan industri di Indonesia.

Namun, ada pandangan bervariasi di kalangan bankir mengenai tingkat dampak yang sudah terjadi di tahun 2017. Pandangan umum mengenai tingkat dampaknya adalah berkisar dari sedang hingga signifikan, dengan persentase 81 persen. Akan tetapi, responnya beragam menurut tipe bank.

“Sebagian dari perubahan dan revisi strategi bank adalah termasuk bagaimana merespon fintech. Di Indonesia, respon tersebut beragam, mulai dari investasi proaktif atau bermitra dengan perusahaan fintech untuk solusi pengembangan in-house sampai dengan revisi perkiraan jangka panjang dan model stress-testing untuk merefleksikan bisnis berisiko,” ungkap Peni Rahayu, Technology Consulting Director PwC Indonesia.

Peni menyebut, sistem pembayaran dan transfer dana dapat dilihat sebagai dua aspek yang paling berisiko untuk beralih ke fintech dalam lima tahun ke depan. Perubahan-perubahan semacam itu pada akhirnya mendorong industri perbankan meninjau kembali strategi bisnisnya.

Hanya 9 persen bankir yang menyatakan mereka memiliki strategi yang sama selama 18 bulan terakhir. Sebesar 30 persen bankir memiliki strategi baru ataun meninjau kembali strategi lama mereka. Adapun sisanya memiliki perubahan sedang dalam strateginya.

Hanya 19 persen bankir yang menyatakan adanya kejelasan dan pemahaman tinggi atas strategi di antara mereka yang berbeda dalam organisasi. Salah satu tantangan yang ada adalah sumber daya, di mana hanya 23 persen bankir menyatakan adanya ketersedian SDM yang baik dengan kemampuan tinggi dalam aspek terkait strategi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com