JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia menargetkan pendapatan sebesar 450 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 5,85 triliun (asumsi rupiah Rp 13.000 per dollar AS) pada 2017.
Target pendapatan anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tersebut naik sebesar 26 persen dari tahun sebelumnya sekira 380 juta dollar AS.
Guna mencapai target tersebut, CEO GMF Aero Asia, Juliandra Nurtjahyo mengaku sudah menyiapkan sejumlah langkah strategis seperti menambah market dan melakukan kerja sama dengan perusahaan bengkel pesawat lainnya.
"Garuda Indonesia masih punya jalinan dengan beberapa perusahaan dan itu akan kita lihat ada enggak yang bisa ditangani GMF," ujar Juliandra di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/3/2017).
Selain tetap menjaga pangsa pasar di dalam negeri, GMF juga berencana memperluas pangsa pasar internasional. Pihaknya menargetkan adanya penambahan pangsa pasar internasional sebesar 5 persen.
"30 persen pangsa dari internasional, kita naikkan menjadi 35 persen. Kita targetkan tahun ini bisa naik, sisanya masih domestik," pungkasnya.
GMF merupakan pusat perawatan pesawat Garuda Indonesia. Fasilitas perawatan pesawat ini dibangun di area seluas 115 Ha di kawasan Bandara Soekarno–Hatta Cengkareng.
GMF beroperasi 24 jam setiap harinya dengan mempekerjakan kurang lebih 1.600 karyawan. Seluruh area Garuda Maintenance Facility adalah area yang dibatasi penggunaannya dengan standar keamanan tertinggi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.