Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Target Indonesia pada IORA Summit 2017

Kompas.com - 03/03/2017, 20:53 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dan pelaku usaha dari negara-negara di lingkar Samudera Hindia yang tergabung dalam Indian Ocean Rim Association (IORA) akan bertemu pada IORA Summit yang diselenggarakan pertama kalinya, di Jakarta Convention Center Jakarta pada 5-7 Maret 2017.

Indonesia sebagai Ketua IORA 2015-2017 akan menjadi tuan rumah acara tersebut. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menuturkan, IORA ini memiliki peran yang sangat strategis sebagai forum pendorong stabilitas kawasan dan merupakan masa depan ekonomi dunia.

"IORA terdiri dari 21 negara yang mencakup sekitar 2,7 miliar penduduk atau 35 persen dari total penduduk dunia. Tetapi perannya baru 12 persen dari pangsa pasar dunia, 10 persen dari produk domestik bruto global, dan 13 persen dari penanaman modal asing," kata Enggartiasto dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (3/3/2017).

Selain itu, sebesar 96 persen perdagangan intra-IORA dikuasai enam negara yaitu Singapura, Malaysia, India, Indonesia, Australia dan Afrika Selatan. Didominasi enam negara, pertumbuhan perdagangan intra-regional IORA berjalan lamban.

Selama 21 tahun, perdagangan intra-regional IORA hanya tumbuh 3,3 kali lipat, yakni 233 miliar dollar AS pada 1994 menjadi 777 miliar dollar AS pada 2015. Padahal, Samudera Hindia merupakan 70 persen jalur perdagangan dunia, termasuk jalur distribusi minyak dan gas (migas).

"Lebih dari setengah kapal kontainer dan dua per tiga kapal tanker minyak dari seluruh dunia melewati kawasan ini," imbuh Enggartiasto. Atas dasar itu, dalam IORA Summit 2017 nanti Indonesia menargetkan peningkatan perdagangan dan investasi, utamanya antar negara berkembang.

Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong, dalam 10 tahun terakhir ini terjadi perubahan besar dalam hal arus modal. "Fokus pada kerja sama selatan-selatan. Kalau dulu investasi umumnya banyak datang dari negara maju ke negara berkembang. Tetapi 10 tahun ini banyak investasi antar negara berkembang," kaya Thomas.

Perluas pasar baru

Sementara itu, target Indonesia sendiri yang dikejar melalui IORA Summit 2017 adalah perluasan pasar non-tradisional. Enggartiasto mengatakan, ini sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo.

Sebagai informasi, saat ini Indonesia tengah menjalin kesepakatan perdagangan bebas dengan lima negara anggota IORA (Malaysia, Singapura, Thailand, India dan Australia), serta satu negara mitra wicara IORA (Jepang) dalam kerangka ASEAN dan ASEAN Plus.

"Melalui IORA, Indonesia dapat menjajaki peningkatan cakupan jalinan kerja sama perdagangan bilateral dan multilateral dengan beberapa negara kunci seperti Uni Emirates Arab, Afrika Selatan, Bangladesh dan Iran, serta Amerika Serikat dan Inggris," ucap Enggartiasto.

Pasar non-tradisional yang akan ditingkatkan perdagangan dan investasinya antara lain Afrika dan Timur Tengah. Potensi pasar baru ini masih besar dan belum digarap optimal.

Pada 2016, potensi pasar Afrika mencapai 550 miliar dollar AS, tetapi realisasi ekspor Indonesia ke sana baru mencapai 4,2 miliar dollar AS. Sedangkan potensi Timur Tengah mencapai 975 miliar dollar AS, tetapi realisasi ekspor baru mencapai 5 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com