Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2016, PT Taspen Bukukan Aset Rp 198 Triliun

Kompas.com - 05/03/2017, 07:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - PT Taspen (Persero) membukukan aset Rp 198,62 triliun per 31 Desember 2016. Jumlah tersebut tumbuh 15,30 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 172,26 triliun.

"Aset Taspen hari ini sampai Rp 198 triliun. Hanya Rp 2 miliar lagi sudah tembus Rp 200 triliun," ujar Direktur Utama PT Taspen Iqbal Latanro dalam acara Public Expose PT Taspen di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/3/2017).

Iqbal menjelaskan, pertumbuhan aset ditopang oleh pertumbuhan aset investasi sebesar 17,58 persen khususnya pada portofolio obligasi dan saham.

Keduanya mengalami peningkatan dari posisi tahun 2015 yakni masing-masing sebesar Rp 76,67 triliun dan Rp 5,03 triliun, menjadi masing-masing Rp104,18 triliun dan Rp 9,54 triliun pada akhir tahun 2016.

Dengan adanya peningkatan dana investasi, jumlah hasil investasi sepanjang 2016 naik 23,04 persen dari Rp 12,36 triliun pada 2015 menjadi Rp 15,21 triliun di 2016.

"Kami sejak tahun lalu mencoba mengubah strategi investasi dengan mengurangi portofolio deposito mengingat bunganya yang sangat rendah. Kami gencarkan di obligasi," ungkapnya.

Sedangkan sisi pendapatan, Taspen membukukan laba bersih Rp 247,25 miliar. Jumlah tersebut turun 57,22 persen dibandingkan 2015 yang mencapai Rp 577,90 miliar.

 "Kami harus jujur bahwa Laba Taspen memang mengalami penurunan," papar Iqbal.

Iqbal menyoroti turunnya laba bersih tersebut lantaran meningkatnya pembayaran klaim asuransi seperti Tunjangan Hari Tua (THT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan yang paling meningkat tajam adalah pembayaran Jaminan Kematian (JKM) bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

"Banyak Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dan kami bayarkan asuransinya (klaim). Kenaikan pembayaran klaim tersebut yang menekan capaian hasil usaha. Karena, biasanya dalam setahun klaim yang dibayarkan hanya sekitar Rp 4,5 triliun, ini dua kali lipat menjadi Rp 8,1 triliun," ujar Iqbal. 

Tak hanya itu, kata Iqbal, penetapan pajak pada pengelolaan dana asuransi di tahun 2016 juga menjadi faktor turunnya laba Taspen.

"Ada yang baru di tahun 2016. Tadinya pendapatan kami mengelola dana iuran tidak dikenakan pajak, tahun 2016 dan menjadi beban karena mengurangi pendapatan kami," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com